Bonus Rumah Asian Games 2018 Rumit, Jangan Sampai Terseret Isu Politik

Pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah
Sumber :
  • Dokumentasi INASGOC

VIVA – Prosedur bonus rumah kepada atlet peraih medali emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang memunculkan kehebohan baru. Sebab, ternyata syarat yang mesti dilalui sangat rumit.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, menjelaskan perihal bonus rumah menjadi wewenang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Nantinya atlet hanya mendapatkan fasilitas pembangunan, bukan bentuk dalam rumah jadi.

Sehingga, untuk penyediaan tanah harus disediakan pihak lain. Maka dari itu mereka meminta kepada pemerintah daerah bekerja sama dalam pengadaan tanah tersebut.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Sayangnya, informasi seperti ini tidak didapat langsung oleh para atlet. Mereka bahkan sempat mendapatkan kabar jika harus menyediakan tanah sendiri.

Peraih medali emas Asian Games 2018 dari cabang olahraga pencak silat, Hanifan Yudani Kusumah, mengatakan aliran informasi yang tidak jelas ini harus diakhiri. Dia berharap ada inisiatif dari Kementerian PUPR guna menyelesaikan masalah ini.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

"Jangan jadi simpang siur. Kami juga jadi bingung sendiri. Saya tidak pernah dapat informasi yang detail banget," kata Hanifan saat dihubungi VIVA melalui sambungan telepon.

Hal lain lagi yang membuat pria berusia 21 tahun itu khawatir adalah penyerahan bonus rumah di tahun politik. Pemilihan Presiden sudah dekat dan suasana politik sedang panas-panasnya.

"Yang saya sangat khawatirkan, kami dilibatkan dalam Pilpres. Itu yang sangat saya tidak mau. Bahaya itu. Olahraga jangan dibawa ke politik. Apalagi sekarang lagi panas-panasnya tahun politik. Jangan sampai karena olahraga kita jadi kacau-balau," tuturnya.

Hanifan merupakan atlet Asian Games 2018 yang mencuri perhatian dengan sikapnya. Publik tentu masih ingat betul, bagaimana dia mengajak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo berpelukan bersama-sama dengan Prabowo Subianto saat selebrasi kemenangan. (baw)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya