PASI Tak Pasang Target Tinggi di Kejuaraan Atletik Asia 2019

Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan (kiri) memberikan keterangan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Sebanyak 10 atlet bakal dikirimkan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk tampil di Kejuaraan Atletik Asia 2019 yang berlangsung di Doha, Qatar, pada 21-14 April 2019.

Sport Centre Sumut Target Rampung Juli 2024, Ini Pesan Menko PMK

Ketua PASI, Bob Hasan, mengungkapkan tak ada target khusus yang dibebankan kepada atlet. Baginya, prestasi akan menyusul apabila persiapan telah dilakukan secara maksimal. Apalagi, dalam kejuaraan ini lawan-lawan yang akan dihadapi atlet Indonesia terbilang cukup berat.

"Kami tidak mengharapkan apa-apa, hanya mempersiapkan diri lebih baik dari sebelumnya. Musuhnya kan juga jago-jago. Ada Jepang, China, Qatar, Arab Saudi dan lainnya. Jadi, kami tidak mengharapkan meraih medali emas," kata Bob Hasan kepada wartawan di Asrama atlet PB PASI, Jakarta, Senin, 15 April 2019.

4 Fakta Kelvin Kiptum Pemenang London Marathon Meninggal Dunia karena Kecelekaan

Untuk kejuaraan Atletik Asia 2019 ini, dari total 10 atlet yang dikirimkan PASI, delapan di antaranya adalah atlet putra, sedangkan dua sisanya atlet putri. Di nomor estafet 4x100 meter putra Indonesia menurunkan Bayu Kertanegara, Eko Rimbawan, Joko Kuncoro Adi, Adi Ramli, dan Lalu Muhammad Zohri. Khusus untuk tiga nama terakhir mereka akan kembali turun di nomor 100 meter dan 200 meter.  

PB PASI juga mengirimkan Sapwaturrahman di nomor lompat jauh.  Adapun untuk atlet putri yang dilibatkan adalah Emilia Nova (100 meter lari gawang putri) dan Eki Febri Ekawati (tolak peluru).

Profil Kelvin Kiptum, Pelari Marathon Pemegang Rekor Dunia yang Meninggal di Usia 24 Tahun

Sementara itu, pelatih PB PASI Eni Nuraini mengungkapkan salah satu alasan PASI tidak memasang target muluk-muluk di Kejuaraan Atletik Asia 2019 lantaran ada sejumlah masalah yang menghadang.

Di antaranya, khusus untuk nomor estafet 4x100 tim yang diturunkan sedang dalam masa transisi. Sedangkan untuk Lalu Muhammad Zohri, pemuda asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu baru saja mengikuti Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Untuk estafet, karena tim lama ada yang mengundurkan diri, kami memanggil atlet baru (Adi Ramli, 17 tahun). Persiapan kami baru 2-3 bulan, memang kalau untuk estafet membutuhkan waktu yang lama dalam masa transisi ini," ucap pelatih berjilbab yang baru saja mendapatkan penghargaan pelatih terbaik se-Asia oleh Asosiasi Atletik Asia (AAA) itu. (ase)

Laporan: Robbi Yanto

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya