Wabah Virus Corona dan Dampaknya untuk Louvre Surabaya

Pemilik Louvre Surabaya, Erick Herlangga (kiri)
Sumber :
  • Dok. Louvre Surabaya

VIVA – Tim debutan Indonesia Basketball League (IBL) 2020, Louvre Surabaya merasakan betul dampak negatif dari mewabahnya virus corona di Tanah Air. Kompetisi dihentikan membuat mereka harus pandai-pandai memutar otak.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Pemiliki Louvre Surabaya, Erick Herlangga mengatakan, sejak awal mengikuti IBL 2020, pihaknya berhasil menjaring beberapa sponsor. Nilai yang didapatkan terbilang lumayan untuk membantu tim mengarungi kompetisi satu musim.

(Baca juga: Kunci Louvre Bikin Pacific Caesar Gigit Jari di Derby Surabaya)

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Namun sayang, begitu IBL 2020 memasuki seri kelima, operator kompetisi terpaksa menangguhkan sementara. Sebab, pemerintah mengeluarkan instruksi agar acara keramaian disetop sementara waktu guna mencegah penularan virus corona.

"Ketika pertama kali mulai, kita itu berhasil mendapatkan beberapa sponsor yang angkanya lumayan. Sekarang pembayaran di hold karena situasi ini. Mereka tunggu keputusan IBL, kalau IBL bilang sampai September, ya mereka tunggu. Jadi cash kita tergerus," ujar Erick.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Andalan Louvre Surabaya, Dimaz Muharri dan Michael Kolawole

Penangguhan sementara IBL 2020 ini diakui Erick tak terlalu berdampak ke finansial Louvre Surabaya. Cuma memang, mereka agak was-was dalam urusan perputaran uang, terutama gaji pemain. Andai nantinya tiga bulan ke depan belum ada kejelasan, dia harus mencari talangan lebih dahulu.

"Efek finansial tak ada, kita sudah tanda tangan kontrak, sudah komitmen. Efek perputaran uang ada, dan sangat terasa. Kalau kompetisi berhenti atau libur, ya artinya sponsor tak masuk," tutur Erick.

(Baca juga: IBL 2020 Ditangguhkan, Pemain Pelita Jaya Bikin Podcast)

"Intinya harus ada uang untuk bertahan. Kalau bertahan 2-3 bulan bisa, tapi kalau sampai September menurut kita berat, meski kita masih bisa ambil dari sana sini," imbuhnya.

Erick mengaku kaget dengan adanya masalah ini. Karena sejak awal dia optimistis Louvre Surabaya bisa menjadi salah satu tim Indonesia yang potensi pasarnya masuk jajaran atas. Saat upaya untuk mendongkrak prestasi dan popularitas tim gencar dilakukan, wabah virus corona pun datang.

"Jujur saya agak sedikit kaget. Sebenarnya semuanya baik-baik saja. Perusahaan kami yang hotel lagi dapat profit. Basket kita dari segi prestasi kita di posisi atas. Secara fans kita saya pikir bagus. Instagram dan media kita sekarang nomor tiga terbesar. Semuanya baik-baik saja tapi takdir berkata lain," ujar Erick.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya