Tanggapan Berkelas Praveen Jordan Soal Beban Medali Emas Olimpiade

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di All England.
Sumber :
  • Instagram: All England

VIVA – Sebagai pasangan ganda campuran terbaik Indonesia saat ini, Praveen Jordan/Melatih Daeva Oktavianti, diberi target untuk bisa meneruskan tradisi medali emas Olimpiade buat Tanah Air. Menyoal target tersebut, Praveen memiliki tanggapannya tersendiri.

Greysia Polii Masuk Jajaran Komite Eksekutif NOC Indonesia

Indonesia terakhir kali mendapat medali emas dari cabang bulutangkis berkat kemenangan yang dipersembahkan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2016 silam. Sayangnya, pasangan tersebut sudah berpisah pada 2018 lalu lantaran Liliyana memilih pensiun.

Kini, beban berada di pundak Praveen/Melati yang menjadi ganda campuran nomor satu Indonesia dan peringkat keempat dunia. Mereka pun mau tak mau mengemban tugas meneruskan tradisi tersebut pada Olimpiade Tokyo yang diubah jadwalnya jadi 2021 akibat pandemi virus corona COVID-19.

Kisah Atlet Aljazair dan Sudan Tolak Tanding Lawan Israel di Olimpiade 2020

Menanggapi tugas tersebut, Praveen menganggapnya sebagai tantangan buat kariernya. Namun, pria yang akrab disapa ucok itu enggan menjadikannya beban.

"Kami sih tidak menganggapnya beban. Saya bilang ke Melati, menuju ke sana bukan proses mudah dan menjadikannya tantangan karena kami berkeinginan meneruskan tradisi emas Olimpiade seperti yang diraih Owi/Butetpada 2016," ujar Praveen kepada wartawan.

Pulih dari COVID-19, Praveen/Melati Siap Tempur di All England

Demi mewujudkan mimpi tersebut, pria yang akrab disapa Ucok itu tetap melatih fisiknya meski dilakukan di tengah pandemi corona. Latihan merupakan menu wajib setiap hari supaya bisa menjaga konsistensi.

"Kami tetap berlatih walaupun tidak 100 persen karena kalau diporsir bisa menurunkan imun. Itu wajib dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh, stamina, dan pukulan," kata Ucok.

Selain itu, Praveen juga memiliki modal kuat lantaran pernah mencicipi persaingan pada 2016 silam. Namun, langkahnya yang kala itu berpasangan dengan Debby Susanto harus terhenti di babak delapan besar lantaran kalah dari Owi/Butet yang akhirnya menjadi juara.

"Saya pernah ikut di 2016 dan dapat banyak pelajaran di sana. Di Olimpiade Tokyo kami harus jaga motivasi dan harus mengontrol keinginan agar tak terlalu berlebihan karena bisa blunder. Kuncinya Tetep fokus dan jaga motivasi," jelas dia.

Baca juga

Praveen/Melati Diganjar Bonus Rp450 Juta Usai Juara All England 2020

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya