Hadiah Jakarta Marathon Berkurang, Apa Kata Panitia?

CEO Inspiro, Ndang Mawardi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anang Fajar

VIVA.co.id – Peserta yang mengikuti Mandiri Jakarta Marathon tahun ini, Minggu 23 Oktober 2016,  meningkat dari tahun sebelumnya. Namun tidak halnya dengan jumlah hadiah yang disediakan penyelenggara.

1000 Peserta Bakal Ikuti Grid Cardio Rush, Ada Pemain Dewa United

Tahun lalu, panitia menyediakan hadiah total Rp2,6 miliar. Uang sebanyak itu didistribusikan ke semua nomor lomba.

Full Marathon 42 km Open disediakan total hadah Rp1,28 miliar. Full Marathon Indonesian sebesar Rp599 juta, untuk Full Marathon Master 40+ Indonesia memperebutkan hadiah 340 juta, Half Marathon Rp260 juta, 10 K sebesar Rp120 juta dan 5K total hadiah Rp26 juta.

Dimas Seto dan Dhini Aminarti Ajak Puluhan Artis Olahraga Lari dan Donasi

VIVA.co.id mewawancarai Ndang Mawardi, selaku CEO Inspiro, promotor acara untuk mengetahui penyebab dari menurunnya nominal yang diperebutkan peserta lomba. "Tahun ini memang ada penurunan, kami hanya menyediakan uang sebesar Rp450 juta," kata Ndang.

"Jika ditambah dengan hadiah lainnya seperti tiket pesawat dan sponsor lainnya, value hadiah memiliki total Rp1,4 miliar. Tetap menurun dari tahun lalu," ujarnya.

Sukses Digelar, 4 Ribu Pelari Ramaikan Victoria Run 2023

Besarnya dukungan yang berbeda dari Pemerintah Provinsi menjadi alasan utama hal ini terjadi. Dan, jumlah sponsor yang berpatisipasi juga tak bisa dipungkiri menjadi faktor lainnya.

Penurunan jumlah hadiah yang diberikan penyelenggara dikeluhkan oleh "penguasa" Mandiri Jakarta Marathon 2016, Samuel Kipto Kennedy. Dia adalah pelari asal Kenya yang menjuarai nomor Full Marathon 42 km.

Motor Masih "Bocor"

Pihak promotor juga menceritakan alasan masih ada kendaraan bermotor yang melintasi rute perlombaan. Hal ini sangat disayangkan oleh Ndang.

Alasan hal ini bisa terjadi adalah karena memang pihak Inspiro tidak mendapat izin dari pihak Transjakarta untuk tidak beroperasi selama lomba berlangsung. 

"Ya, kami sudah minta izin ke pihak Transjakarta untuk bisa mensterilkan rute lomba. Tapi mereka menolak dengan alasan tidak mau mengorbankan kepentingan warga Jakarta untuk lomba ini," ucap Ndang.

"Jadi, bus Transjakarta tetap beroperasi, dan mobil atau motor lain mengira dengan adanya transjakarta, berarti jalan bisa dilalui. Nah, itu yang menyebabkan jalanan tidak steril secara total," katanya.

Namun Ndang menyampaikan harapannya. Dia ingin event Jakarta Marathon bisa tetap independen, dalam artian tidak  terikat dengan pemerintah, baik pusat atau pun daerah.

"Saya mau event ini tetap independen. Kalau pun ada bantuan dana dari pemerintah, saya mau jumlahnya semakin sedikit. Kita tidak mau terikat, biarlah Jakarta Marathon tetap independen," ucap Ndang.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya