- Donny Adhiyasa Karami/ VIVA
VIVA – Pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) oleh Pemerintah usai hasil buruk kontingen Indonesia pada SEA Games 2017 lalu, mulai memunculkan polemik. Sejumlah cabang olahraga kini mengeluhkan kondisi tersebut.
Dampak dari pembubaran Satlak Prima dirasakan para atlet, pelatih dan ofisial cabang olahraga yang harus melanjutkan program Pelatnas mereka. Hal ini juga yang turut dirasakan oleh salah satu cabang akuatik, loncat indah.
Sejumlah persoalan diakui oleh Kepala Pelatih Timnas Loncat Indah Indonesia, Harli Ramayani. Menurutnya, kondisi para atlet tak menentu dengan pembubaran Satlak Prima dan belum keluarnya SK Pelatnas.
"Ini sangat mengganggu. Contohnya seperti perizinan untuk pemakaian kolam renang GBK itu kita sulit sekali. Lalu bagaimana latihan bisa optimal? Kita mau mengadu ke mana?" ungkap Harli yang ditemui pada hari pertama ajang Indonesia Open Aquatic Championship, Selasa 5 Desember 2017.
"Kami berharap jangan diganggu hal-hal kayak begini. Mereka yang di atas enggak tahu kondisi anak-anak kita ini bagaimana. Program latihan terhenti, progres terganggu, konsentrasi mereka pecah," tambahnya.
Meski demikian, Harli menjamin tim besutannya akan tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam persiapan menuju Asian Games 2018.
"Saya tekankan pada anak-anak harus terus latihan, karena nanti yang tampilkan atlet, bukan orang-orang (pejabat) itu. Sebenarnya ini hanya tinggal melanjutkan program dari sebelum SEA Games kemarin, enggak susah tapi harus lebih detail," tegas Harli. (one)