Pemangkasan Anggaran TC Asian Games Jangan Dianggap Sepele

Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Pemangkasan anggaran pemusatan latihan (TC) kontingen Indonesia mengundang berbagai reaksi. Banyak pihak yang mengeluhkan kebijakan ini.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

Jelang Asian Games 2018, pemerintah hanya menyediakan uang sebesar Rp600 miliar sebagai modal bagi semua PB (Pengurus Besar) cabang olahraga untuk menggelar TC. Tentu, ini jauh dari harapan para PB.

Sebab, anggaran TC menyusut hingga 50 persen. Kondisi ini diibaratkan "mau perang, tapi amunisi kurang".

Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora

Mereka pun protes ke pemerintah. Forum sejumlah pengurus PB mempertanyakan kebijakan ini, lantaran heran tak mendapatkan pasokan dana yang cukup.

Chief de Mission Indonesia untuk Asian Games 2018, Komjen Pol Syafruddin, berharap masalah ini bisa cepat selesai. Syafruddin meminta kepada seluruh pihak untuk bekerja sama mencari jalan keluar dari masalah minimnya anggaran TC Asian Games.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

"Saya dapat data, dari 40 cabor ada 28 yang sudah menggelar pelatnas sampai Desember 2017 dan akan masuk tahap lanjutan mulai bulan ini, sisanya harus melaksankan TC. Pada kesempatan ini, saya imbau semua pihak terlibat segera mendukung bergulirnya TC Asian Games," ungkap Syafruddin, Senin 8 Januari 2018.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakapolri tersebut berharap polemik mengenai anggaran Asian Games selesai pada pekan ini. Sebab, tak banyak waktu yang dimiliki oleh Indonesia untuk menyiapkan atlet.

"Saya rasa Anda semua sudah tahu, ini masalah administrasi dan operasional. Itu aspeknya banyak, silakan selesaikan minggu ini juga, kalau ingin harga diri dan martabat bangsa dihormati dunia internasional, sudah tak ada waktu lagi," tegasnya.

"Sebenarnya tugas CdM itu memimpin kontingen, setelah semua persiapannya matang dari KONI secara operasional dan Kemenpora secara administratif. Kalau semua urusan operasional dan administratif sudah beres, baru kontingen bisa fokus kita pantau pelatnasnya baik yang di dalam maupun luar negeri," lanjutnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya