Legenda Bulutangkis Serukan Persatuan Bangsa

Para legenda bulutangkis nasional serukan dukungan tegaknya Pancasila dan NKRI
Sumber :
  • VIVA.ci.id/Donny Adhiyasa

VIVA.co.id – Gejolak sosial-masyarakat, yang bisa mengancam persatuan bangsa, belakangan ini tengah menjadi perhatian banyak pihak. Sejumlah legenda bulutangkis di Tanah Air pun prihatin atas kondisi tersebut.

Pentingnya Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Santri

Maka, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, deretan pebulutangkis kenamaan nasional menegaskan sikap mereka tetap mendukung tegaknya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Bertempat di Hotel Santika Jakarta, Kamis 1 Juni 2017, Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) membulatkan tekad untuk menyatakan sikap untuk berperan aktif menyuarakan persatuan dan pilar-pilar nasional seperti NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan Buntut Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

Mengambil momen bertepatan dengan 72 tahun Hari Lahir Pancasila, para pahlawan olahraga tepok bulu dari tahun 1950-an hingga generasi saat ini sepakat mengungkapkan keresahan mereka dalam sebuah deklarasi damai.

Turut hadir dalam acara tersebut, nama-nama legendaris seperti Tan Joe Hok, Hariyanto Arbi, Imelda Wigoena, Ricky Soebagja dan Ivana Lie yang tampil sebagai pembicara utama. Sejumlah poin pun diutarakan sebagain pemikiran dari kegiatan tersebut.

Dewan Profesor Universitas Brawijaya Minta Pemerintah Tidak Mencederai Demokrasi

"Para pemain yang tergabung dalam KBI merasa cemas dengan kondisi kebangsaan saat ini. Kami mencermati adanya upaya dari sejumlah pihak yang ingin memecah belah bangsa Indonesia dengan menggunakan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) dengan meluasnya berbagai pesan-pesan bernada kebencian," ujar Tan Joe Hok, ketua KBI yang juga salah satu pahlawan yang ikut merebut Piala Thomas 1958 di Singapura.

"Kami para pebulutangkis nasional dalam Komunitas Bulutangkis Indonesia akan terus mendukung tegaknya Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI! Mewakili teman-teman, dengan suara ini menyatakan saya Indonesia, saya Pancasila. Bagi kami, NKRI adalah harga mati! jangan ada lagi diskriminasi dan polemik terkait keberagaman bangsa ini," tegas Tan Joe Hok.

Seruan loyalitas dan dedikasi bagi harumnya nama bangsa tanpa melihat serta membedakan asal suku, agama, ras dan golongan ini juga dikemukakan oleh Hariyanto Arbi yang mengingat betul momen merebut Piala Thomas 1998 saat Indonesia diterpa kerusuhan besar terkait SARA pada masa itu.

"Bulutangkis layaknya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang jadi pemersatu. Dengan kondisi kejiwaan yang tidak karuan, kami tetap bisa juara setelah menang 3-2 atas Malaysia kala itu dan kembali merebut Piala Thomas," tegas Hariyanto Arbi, juara All England 1993, 1994 dan juara dunia 1995.

Dalam momen itu pula, diikrarkanlah deklarasi dan pernyataan sikap resmi KBI untuk setia menjaga kerukunan dan kedamaian serta senantiasa berdiri mendukung persatuan bangsa dan negara Indonesia. Tampak juga ikut serta dalam konferensi pers tersebut legenda bulutangkis lainnya seperti Candra Wijaya, Bambang Supriyanto, Marleve Mainaky, Retno Kustiyah, Rosyiana Tendean, Sarwendah dan Denny Kantono. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya