- VIVA.co.id/Muhammad Nurhendra Saputra
VIVA – Keberhasilan tunggal putri muda Merah Putih, Gregoria Mariska Tunjung merebut gelar juara dunia junior 2017 menjadi buah bibir publik Tanah Air. Sempat mengalami sejumlah kegagalan sebelumnya, pemain asal klub Mutiara Bandung ini seolah telah membayarnya lunas.
Tak ayal, suasana haru pun kerap masih menyelimuti dara 18 tahun tersebut. Harus mundur akibat cedera dari arena individu Asia Junior Championship dan gagal merebut medali emas SEA Games 2017, jadi salah satu motivasi besarnya.
Baca juga: Penantian 25 Tahun Tunggal Putri Indonesia Berakhir
Gadis kelahiran Wonogiri ini menjadi sosok yang kerap ditunggu kiprah gemilangnya bersama Fitriani dan Hanna Ramadini dari sektor tunggal putri skuat Cipayung. Meski berlabel di level junior, tak jarang runner up India Grand Prix Gold 2017 itu mengisi slot tim senior.
Kemenangannya di final BWF World Junior Championship (WJC) 2017 jadi pembuktian sempurna dari penantian panjang Gregoria dalam menata raihan prestasi karier profesionalnya.
"Saya katakan pada diri sendiri, 'Kesempatan ada di depan Anda. Jangan sia-siakan '. Saya tidak pernah menyangka bisa menjadi juara, tapi saya bangga terutama karena Indonesia adalah negara tuan rumah," ungkap Gregoria yang dikutip situs resmi BWF.
"Laga itu sangat sulit. Saya menggunakan semua kekuatan di final ini. Saya berdoa di sepanjang laga agar Tuhan memberi jalan untuk meraih gelar ini. Sangat sulit, tapi penonton memotivasi saya," tuturnya. (art)
Gregoria Mariska Tumbang, Indonesia Cuma Sabet Satu Gelar di Swiss Open 2024
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung harus puas meraih gelar runner up turnamen BWF Super 300 Swiss Open 2024, setelah melakoni laga final yang begitu sengit
