Unggah Gambar Giant dan Cuit Maunya Ribut, Fadjroel Rachman Di-Bully

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Juru Bicara Presiden Joko WidodoFadjroel Rachman, disorot warganet karena unggahannya di akun Twitternya. Fadjroel menggunggah gambar tokoh karakter fiktif Takeshi Goda ‘Giant’ dalam film Doraemon.

KPU Yakin MK Tolak Amicus Curiae yang Diajukan Megawati karena Tak Ada dalam UU Pemilu

Dalam cuitannya itu, eks aktivis itu mengunggah gambar Giant disertai tulisan kalimat bernada nyinyir seperti 'enggak bisa kerja' dan 'maunya ribut aja'. Namun, Fadjroel tak menyebut nama dalam cuitannya itu. 

"Memang susah sih ini orang, enggak bisa kerja, maunya ribut aja," tulis Fadjroel dalam akun Twitternya, @fadjroeL yang dikutip pada Minggu, 13 September 2020.

Arti 'i' Kecil dari kata iPhone

Baca Juga: Anies Baswedan Beri Bocoran soal PSBB DKI

Namun, karena cuitanya itu, Fadjroel justru di-bully. Kapasitasnya sebagai Juru Bicara Presiden RI Joko Widodo dipertanyakan.

Anies Baswedan Direstui Maju Pilkada Jakarta, Cak Imin: PKB Belum Membahas

Salah satu yang mengkritik Fadjroel adalah pemilik akun @HettyPraba. Dia menilai cuitan Fadjroel memperlihatkan tidak smart dan justru mengadu domba.

"Bapak jubir presiden kok begini bgt nge tweet nya,jatoh nya adu domba pak,komunikasikan dulu secara baik bukan nge tweet gini,tapi dr dulu emang keliatan Bapak gak smart sih jd wajar lah cara berkomunikasi nya ancur gini," tulis akun @HettyPraba

Pun, pemilik akun @ainunnajib yang juga inisiator KawalCOVID19.id mengingatkan Fadjroel sebagai Jubir Presiden.

"Mas @fadjroeL njenengan itu juru bicara Presiden. Twit seperti ini apakah mewakili Presiden?," demikian tulis @ainunnajib.

"Pejabat istana kok malah ngetwitnya nyiram bensin. Pantesan negara ini makin hari makin hancur," tulis akun @markadenson.

Sebelumnya, polemik Pembatasan Kebijakan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang disiapkan Pemprov DKI menuai pro dan kontra. Pengumuman yang disampaikan Gubernur DKI Anies Baswedan pekan lalu itu langsung mengundang pro dan kontra dari kalangan politisi maupun pejabat pemerintah pusat.

Anies punya alasan penerapan PSBB total karena angka penyebaran Corona COVID-19 di DKI sudah mengkhawatirkan. Salah satunya, daya tampung rumah sakit di Ibu Kota berpotensi akan kesulitan menerima pasien COVID-19 jika tak mengambil tindakan.

Suara kontra dari pemerintah pusat salah satunya disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia menyindir pemerintah punya dana cukup untuk menyiapkan fasilitas di rumah sakit, termasuk Jakarta. Airlangga juga mengingatkan pengumuman PSBB total yang dilakukan Anies Baswedan berimbas terhadap dinamika di pasar modal. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya