Gita, Bocah Yatim Penderita Hidrosefalus

Gita, anak penderita hidrosefalus.
Sumber :

VIVA.co.id – Masa kanak-kanak Gita Putriana Khasanah terenggut. Sejak umur 1 tahun, putri dari Ecin Kuraesin ini divonis menderita hidrosefalus. Kepalanya membesar dan mengakibatkan  bocah 7 tahun ini tidak dapat melakukan aktivitas layaknya anak seusianya. “Jangankan untuk duduk, sekadar menggerakan badan saja Gita sudah merasa kesulitan,” ungkap Ecin kepada tim relawan Rumah Yatim yang sedang berkunjung ke rumah Gita.

Terpopuler: Kisah Mualaf Bule Cantik hingga Sianida di Rokok

Gita tinggal di Kampung Andir, RT04 RW09, Desa Pakutandang, Ciparay, Kabupaten Bandung, bersama ibu dan kedua kakak lelakinya di sebuah gubuk kecil, tempat hasil swadaya masyarakat setempat. Gita yang menghabiskan kegiatannya di kasur lusuhnya, hanya bisa bergantung pada uluran tangan kasih sayang dari ibu dan kedua kakak lelakinya.

Ia hanya bisa menangis jika merasa haus, lapar, ingin buang air besar, buang air kecil, dan jika ingin dielus-elus. Gita pun akan tersenyum jika diajak mengobrol. Ketika diajak mengobrol oleh tim relawan pun tak henti ia melontarkan senyum manisnya.

17 Tahun Menderita Hidrosefalus, Margareta Baru Sekali Diperiksa Dokter

Semenjak ayah Gita meninggal 3 tahun lalu, hanya kakak pertamanyalah yang menjadi tulang punggung keluarga. Kakak kedua yang masih sekolah dan ibunya yang menghabiskan waktu untuk mengurus Gita belum bisa bekerja.

“Dulu, sebelum bapaknya meninggal karena pembuluh darahnya pecah, bapaknyalah yang menjadi tulang punggung keluarga. Si sulung hanya membantu menambahkan saja. Ketika bapaknya masih ada, Gita sering diperiksa ke Puskesmas. Bahkan, pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Baleendah. Namun setelah bapak meninggal, terpaksa hanya si sulung yang baru keluar sekolah yang menjadi tulang punggung keluarga,” papar Ecin.

Potret Sarinah Pasca Revitalisasi sampai Tentang Tembakau Alternatif

Ecin menuturkan, bahwa harapannya saat ini adalah melihat putrinya sembuh dan bisa beraktivitas seperti anak seusianya. Namun, untuk merealisasikan harapannya, Ecin harus memiliki uang sebanyak 100 juta rupiah untuk mengoperasi anaknya.

“Kata dokter, peluang Gita untuk sembuh itu ada asalkan harus melakukan tiga kali operasi. Untuk makan saja kadang suka kebingungan, apalagi untuk biaya operasi Gita. Semoga pihak Rumah Yatim dan para donaturnya bisa membantu kami menyembuhkan Gita. Kasihan dia, belum bisa merasakan nikmatnya jalan kaki, berbicara, dan belajar,” paparnya.

Bapak Gita merupakan salah satu mitra Rumah Yatim yang selalu aktif membantu jika Rumah Yatim sedang mengadakan kegiatan santunan di Kampung Andir. Kepergian beliau menjadi luka terdalam untuk keluarga besar Rumah Yatim.

“Sampai sekarang, Rumah Yatim masih berbelasungkawa atas meninggalnya Bapak Gita. Semoga amal beliau diterima di sisi Allah dan keluarganya diberi kesabaran,” ucap Sani Ramdhani, manajer area Jabar yang turut mengunjungi kediaman Gita.

Usai mendengar kisah ketegaran keluarga Gita, tim relawan Rumah Yatim memberikan apresiasi berupa santunan biaya hidup kepada keluarga tersebut. Rumah Yatim pun berencana untuk menggalang dana untuk kesembuhan bocah yatim ini. (Tulisan ini dikirim oleh Sinta Guslia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya