Noordin Tewas

Jalan ke Temanggung

VIVAnews-PENGEPUNGAN di Temanggung itu adalah drama penyergapan teroris yang menegangkan. Selama 17 jam polisi antiteror bergulat menaklukkan lelaki yang diduga Noordin M Top.  Tokoh itu paling dicari, dan diduga otak dibalik rangkaian serangan teror bom.

Ungkapan Airlangga Hartarto Kalau Golkar Bangga Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024

Rumah di Desa Beji, Kedu, Temanggung itu, boyak dihajar bom polisi. Atapnya jebol. Pada pagi hari, setelah semalaman pengepungan dan adu tembak, si lelaki tersudut. Dia bersembunyi di bilik WC rumah beratap genteng itu. Polisi menghajarnya dengan tembakan, sampai dia dinyatakan roboh, dan hidupnya tamat.

Drama itu adalah bagian dari pengejaran otak pelaku aksi bom bunuh diri di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Bom yang meledak Jumat, 17 Juli 2009, sekitar pukul 07.45 itu, menewaskan sembilan orang. Lima dari sembilan korban tewas adalah warga asing. Mereka tamat ketika sedang menikmati sarapan pagi di hotel itu. Tiga orang tewas dari Australia, satu dari Selandia Baru, dan satu lainnya dari Singapura.

Dari rekontruksi dan olah bukti lapangan, ditemukan dua jasad rusak parah. Mereka diduga pelaku bom bunuh diri itu. Polisi belakangan menemukan identitasnya,  Dani Dwi Permana (18), asal Bogor, Jawa Barat dan Nana Ikhwa Maulana (28) asal Pandeglang, Banten. Jasad ini dipastikan milik bomber bunuh diri karena kondisinya paling rusak dibandingkan jasad lainnya. Bom diketahui memiliki daya ledak rendah, dan polisi menyebut  bom itu termasuk kategori low explosive dengan black powder.

Meski berdaya ledak rendah, bom rakitan itu dicampur "shrapnell" berupa mur dan baut besi. Efeknya luar biasa. Selain diledakkan dalam jarak dekat (bom meletup di Marriott, hanya berjarak satu meter dari korban tewas Timothy McKay, Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk), materi bom itu menembus tubuh para korban.

Dari material bom itulah, termasuk rangkaian eletronik, dan juga campuran mematikan itu, polisi bisa mencium jejak pelakunya. "Dari materialnya kita bisa simpukan ada kaitan dengan materi sama ditemukan di Palembang dan Cilacap", ujar seorang perwira polisi di Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri kepada VIVAnews, beberapa pekan lalu.

Analisis yang dilakukan Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Ansyaad Mbai menunjuk kelompok Noordin M Top, otak pelaku aksi teror serupa selama ini. Ansyaad menujuukan ciri khas peledak yang dipakai itu. "Bom itu buatan tangan, dan ada aksi bom bunuh diri," kata Ansyaad Mbai, dua hari setelah ledakan, Minggu 19 Juli 2009.

Juru Bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Nanan Sukarna mengatakan hal serupa. Bom meledak di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, mirip dengan yang meledak di Bali. "Memang ada kesamaan rangkaian dengan bom Cilacap dan Bali, tapi itu baru fakta lapangan," kata Nanan. Menurut Kepala Kepolisian, Jenderal Bambang Hendarso Danuri, bahan peledak untuk melantak Marriott dan Ritz Carlton sama  dengan bahan peledak yang ditemukan di Cilacap, di rumah mertua Noordin M Top. Dari sinilah, Noordin makin gencar diburu polisi.



Sebelum ledakan, polisi sudah mengendus jejak Noordin di Cilacap, Jawa Tengah. Detasemen Khusus Antiteroris 88 menggerebek rumah Baridin alias Bahrudin Latif, pimpinan Pondok Pesantren Al-Muaddib Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Selasa 14 Juli 2009. Penggerebekan dilakukan karena putri Bahrudin, Arina atau Ariani Rahma, diduga kuat adalah istri Noordin M Top. Arina menikah dengan seorang pria yang belum dikenalnya. Nama si pria misterius itu adalah Ade Abdul Halim.

Pasukan khusus antiteror menemukan alat elektronik lengkap dengan petunjuk rangkaian yang diduga alat merakit bom di kebun belakang rumah Baridin. Jaraknya sekitar 200 meter dari rumah. Benda elektronik itu berada di dalam di jerigen biru, ditimbun tanah, di belakang rumah Baridin.

Sebelumnya, Densus 88 menangkap beberapa orang diduga terkait kasus terorisme di Jawa Tengah, antara lain seorang lelaki bernama Saefudin Zuhri. Dia diduga tersangkut jaringan Noordin M Top. Dia berperan sebagai penyuplai senjata. Saefudin ini masih keponakan Bahrudin.

Berikutnya polisi menyasar Maruto Jati Sulistyono. Pria beralamat di RT 19/RW 9 Dusun Pakisan, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini hilang sejak 2006. Dia pernah kuliah di kedokteran, tapi tak rampung. Maruto diduga sebagai perekrut anggota jaringan. Ayah Maruto, Sujono, tidak mengetahui keberadaan anak keempatnya dari lima bersaudara itu. "Saya yakin, dia (Maruto) ketakutan. Dia ketakutan sejak dicari polisi," kata Sujono.

Setelah polisi menangkap Saefudin Zuhri, seorang lelaki bernama Ahmad Yani, warga Desa Planjen, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap dilaporkan menghilang. Ahmad Yani digambarkan pria bertubuh kecil, tinggi sekitar 160 senti, dan berjenggot panjang. Lulus dari Sekolah Dasar, Ahmad meneruskan pendidikan ke Pondok Pesantren Kebarongan, Banyumas, Jawa Tengah.

Setelah kejadian bom bunuh diri, jejak terdekat Noordin tercium kawasan Cililitan Kecil, Jakarta Timur. Lokasi ini adalah rumah lama Ibrohim, karyawan Cynthia Florist yang dipekerjakan di Hotel Ritz Carlton. Gambar Ibrohim terekam dalam kamera CCTV hotel. Dia terlihat membawa masuk pria bertopi ke dalam hotel melalui pintu khusus staf hotel itu. Pria bertopi, dan barang yang diangkut Ibrohim menggunakan troli itu sangat mencurigakan.

Setelah ditelisik polisi, kerabat Ibrohim di Bogor, Ustadz Saefudin (bukan Saefudin Zuhri dari Cilacap), ternyata adalah guru ngaji sekaligus 'pencuci otak' pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott, Dani Dwi Permana. Dani adalah teroris termuda . Dia lulusan SMA Yadika, Bogor. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memastikan, Dani merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri.

Dari Cililitan, penelisikan berlanjut ke Koja, Jakarta Utara. Detasemen Khusus 88 antiteror Mabes Polri menangkap Suryana alias Yayan. Dia diduga kuat ikut terkait jaringan terorisme Noordin.

Yayan ditangkap Tim Densus, Rabu 5 Agustus 2009, sekitar pukul 16.30 WIB. Penangkapan Yayan dilakukan sepuluh anggota Densus 88 Mabes Polri dengan lima sepeda motor. Penangkapan Yayan dilakukan karena dia teman dekat Ibrohim. Dua hari kemudian, polisi melancarkan dua aksi penggerebekan secara serentak. Targetnya, Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dan Perumahan Puri Nusapala, Jati Asih, Blok D12, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam penggerebekan di Jati Asih itu, polisi berhasil meledakkan sebuah bom dan sempat terjadi kontak senjata dengan penghuni rumah. Dua orang tewas dan lima orang ditangkap. Mereka yang tewas adalah Air Setiawan dan Eko Joko S alias Eko Peyang. Keduanya ditembak, kata polisi, karena mereka melawan. Keduanya bahkan mengancam akan meledakkan diri.

Di rumah itu polisi menemukan bukti menakutkan. Ada sekitar 100 kg lebih bahan peledak di dalam rumah. Malah disebut-sebut jumlahnya mencapai setengah ton atau 500 kg. Mengejutkan. Temuan material bahan peledak itu identik dengan bom yang belum meledak di kamar 1808, lantai 18 hotel JW Marriott.

Informasi beredar, bahan peledak di Jati Asih itu akan digunakan untuk mengebom Istana Negara dan kediaman SBY di Cikeas. Sekadar informasi, jarak antara Jati Asih menuju Cikeas hanya sekitar 7 kilometer.

Pengontrak rumah, Ahmad Ferry, sudah menghuni rumah itu selama sebulan dari Haji Suparno. Dia tampak tak mau bersosialisasi dengan para tetangga. Ferry mengaku memiliki proyek di Cibubur. "Namun proyek apa itu, dia tidak mau mengungkapkannya. Saya pun mulai curiga, apalagi minggu lalu polisi meminta fotokopi KTP dia," kata Ketua RT setempat, Sundoyo. Polisi mencurigai akan melakukan serangan bom di bulan Agustus.

Bambang Hendarso Danuri, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanegara, dan Kepala Badan Reserse dan Kriminal, Komisaris Jenderal Susno Duadji, tiba di lokasi sekitar pukul 03.00 WIB pagi. "Pelaku bom bunuh diri dua orang, Dani dan Nana. Mereka kita ketahui identitasnya sejak 3 Agustus lalu," kata Bambang Hendarso di lokasi. Nama yang dimaksud adalah Nana Ikhwa Maulana (28) asal Pandeglang, Banten, dan Dani Dwi Permana (18), asal Bogor.

Penggrebekan pada Sabtu 8 Agustus 2009 dini hari di Jati Asih, Bekasi bertepatan dengan penggrebekan Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Mulai pukul 17.00 WIB, Jumat 7 Agustus 2009, polisi mengepung rumah yang diketahui milik Mozahri (70), seorang petani dan pensiunan guru. Mozahri adalah ayah dari Tatag, tersangka kasus teroris, yang tiga tahun lalu ditangkap Densus 88.

Di sana Noordin diduga bersembunyi. Polisi mengelung dengan kekutan penuh. Baku tembak tak terhindari sejak petang hari.


 
Temanggung bukan nama baru dalam peta jaringan pelaku teror ini. Pasca-ledakan di Jakarta, Temanggung sempat disebut-sebut. Kota ini adalah tempat asal Nur Said alias Nur Hasbi, alumni Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Sebelumnya Nur Said disebut-sebut sebagai orang yang diduga melakukan bom bunuh diri di Hotel Marriott. Namun, keterangan polisi akhirnya menyebut pelaku di Marriott bukan Nur Said. Meski demikian, di mana Nur Said kini, masihlah misterius.

Masih soal Temanggung, di kota itu polisi pernah menemukan bom rakitan aktif yang ditemukan di Desa Lembujati Kecamatan Gemawan, Kabupaten Temanggung. Bom itu dirakit oleh Abdul Hadi, teroris yang tewas dalam penggerebegan oleh tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri di Wonosobo, Sabtu 29 April 2006. Polisi juga menangkap Mustafirin dan Sholahudin di di Desa Binangun, Kecamatan Keretek, Wonosobo. Dua teroris lain yakni Jabir alias Gempur Budi Angkoro dan Abdul Hadi tewas.

Dalam pernyataan mengatasnamakan 'Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia Abu Muawwidz Nur Din bin Muhammad Top Hafidzohullah', pengeboman di Ritz Carlton didekasikan untuk Jabir. "Dan kami beri nama Amaliyat Jihadiyah ini dengan : SARIYAH JABIR”, bunyi pernyataan itu.

Jabir alias Gempur Budi Angkoro ikut tewas dalam penggerebekan polisi 29 April 2006 di Wonosobo, Jawa Tengah. Dia anggota JI dari Madiun, sepupu Fathur Rahman Al-Ghozi, menempuh pendidikan di Ngruki 1993-1996, lulusan dan mengajar di pesantren Darusysyahada. Dia terlibat sejak awal dalam membantu Noordin lolos penangkapan. Mungkin juga bertanggungjawab atas perekrutan Salik Firdaus, pelaku bom bunuh diri di Bom Bali II.

Penyerbuan di Temanggung berlangsung selama sekitar 17 jam. Polisi menurunkan Tim Gegana, dan robot penjinak bom, untuk dapat masuk ke dalam rumah yang terletak di tengah sawah dan di sebelah bukit itu.

Si pelaku yang diduga Noordin M Top itu melwan cukup sengit. Belasan kali diletuskan dari dalam rumah ke arah polisi. Enam ledakan bom digunakan polisi untuk meredam aksi lelaki itu. Dia tersudut di kamar mandi.  Petugas menggiring ke arah belakang. Ledakan keenam dilakukan petugas untuk menakuti lelaki itu. 

Sekitar tiga polisi antiteror lalu melepaskan sekitar sembilan tembakan dari arah belakang rumah. Tak ada lagi balasan tembakan. Lelaki itu dinyatakan tewas. Di rumah itu, polisi menemukan bahan peledak, antara lain 37 bungkus potasium klorat, 87 bungkus bubuk almunium, 75 buah detonator non-listrik, satu buah switch bom berukuran besar, tiga buah switch bom berukuran kecil, dua buah rangkaian bom di dalam kotak tupperware, dan satu kardus belerang.



Tetapi, apakah benar itu Noordin? Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri yang sudah melapor kepada Presiden SBY, belum dapat memastikan. "Kami belum berani menyebutkan indentitas jenazah yang bersangkutan," ujar Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Bambang Hendarso Danuri, dalam jumpa persnya di Mabes Polri, Sabtu 8 Agustus 2009.

Polisi akan segera melakukan pemeriksaan secara DNA dengan keluarga. Hal ini dilakukan agar pembuktian itu bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis. "Setelah DNA diperiksa secara forensik baru akan kami umumkan. Supaya tidak menduga-duga, tetapi secara fakta," ujar Kapolri lagi.

Sedang Tersandung Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Ammar Zoni Ungkap Doa untuk Anak dan Kelurga
Gelandang Newcastle United, Bruno Guimaraes

Pemain Ini Cocok Gabung Man City, Kata Aguero

Sergio Aguero memberi masukan kepada gelandang Newcastle United, Bruno Guimaraes. Dia memberi saran agar pemain asal Brasil itu pindah ke Manchester City.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024