2015, Omzet Industri Makanan Tembus Rp 500 T

VIVAnews - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan omzet (penjualan) makanan dan minuman olahan di Indonesia akan sebesar Rp 500 triliun pada 2015. Nilai penjualan tersebut naik dibandingkan penjualan saat ini yang mencapai Rp 348 triliun.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan mengatakan, industri makanan dan minuman tumbuh rata-rata 7 hingga 10 persen per tahun, sementara industri ini yang bergerak di sektor UKM tumbuh sekitar 2 hingga 3 persen per tahun.

Dalam perkembangannya, menurut dia, kemasan produk pangan olahan akan bertransformasi pada ukuran lebih kecil karena daya beli sedang menurun, terutama di kelas menengah ke bawah.

Selain itu, syarat label, kemasan, mutu, halal, dan SNI juga akan makin diperketat sehingga produk UKM akan terdesak di pasar ritel modern. "Oleh karena itu saya usulkan untuk revitalisasi, tidak hanya untuk pasar tradisional tapi juga toko-toko dan warung kelontong agar bisa menjadi tempat pemasaran produk pangan UKM," ujar Thomas.

Selain itu, dia menambahkan, struktur industri makanan minuman akan tersebar ke luar Jawa. "Pemakaian bahan baku lokal dan pemangkasan biaya produksi dilakukan dengan penggantian mesin-mesin hemat energi," katanya. Selanjutnya, pangan impor akan berkurang sehingga perlu diwaspadai fluktuasi harga.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024