Berkah Datang dari Keikhlasan

mazkit
Sumber :
  • vstory

VIVA.co.id – Ikhlas, adalah satu kata yang mudah diucapkan oleh siapapun dan di manapun. Kata ikhlas sering digunakan oleh seseorang dalam berbagai situasi atau keadaan.

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 Ungkap Keamanan saat Peliputan Belum Terjamin Penuh

Pengertian ikhlas sendiri menurut saya adalah rasa di mana kita sebagai manusia hidup untuk menyerahkan segala sesuatu nya kepada sang pencipta kehidupan yaitu Tuhan.

Menyerahkan segala nasib dan takdir hanya kepada Tuhan Semesta Alam, namun tetap menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya serta tetap berikhtiar dan berusaha sesuai dengan kemampuan dan kewajiban kita sebagai umat manusia.

Kombes Iqbal dan Anak Buah Cegat Kendaraan di Lampu Merah, Bikin Pengendara Hepi

Namun, dalam kenyataannya tidaklah semudah yang kita ucapkan. Terkadang manusia dapat berucap kata ikhlas dan menasehati manusia lain untuk senantiasa menanamkan rasa ikhlas dalam kehidupan akan tetapi apakah dia sendiri sudah benar-benar bisa memiliki ikhlas tersebut? jawabannya belum tentu.

Setiap manusia memiliki kemampuan dan tingkat kecerdasan serta daya pikir yang berbeda-beda, tidak dapat disamakan dengan manusia yang lainnya.

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

Begitu juga dengan tingkat keimanan atau ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, perlu diingat kita sebagai manusia adalah memiliki derajat yang sama di mata Tuhan, manusia telah dibekali akal dan pikiran itulah sebabnya manusia derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Setiap manusia memiliki kemampuan untuk berpikir serta sama-sama memiliki kemampuan untuk memiliki rasa ikhlas dalam diri masing-masing.

Yang membedakan adalah tingkat kemauan untuk belajar ikhlas.
Semua manusia mampu untuk memiliki rasa ikhlas namun tidak semua mampu untuk mengamalkannya.

Sobat, saya ingin bercerita sedikit.

Ada sebuah kisah di mana ini dapat kita jadikan pelajaran hidup tentang arti dari keikhlasan.

Berawal dari pengalaman temen saya yang saat itu sedang dalam keadaan terlilit utang, teman saya ini sudah berumah tangga dan memiliki 3 orang anak. Kesehariannya adalah sebagai penjual sate di alun-alun kota tempat saya tinggal.

Pada suatu ketika dia datang ke rumah saya bermaksud untuk bermain karena memang kami sudah agak jarang bertemu, kemudian saya mempersilahkan dia untuk duduk lalu saya juga membikinkan dia secangkir kopi, dan kami pun kemudian ngobrol dan bercanda sambil ngopi bareng.

Setelah kurang lebih satu jam kami ngobrol, kemudian dia mulai menunjukkan raut muka yang sedih, saya pun kemudian bertanya dalam hati, saya berpikir apa tadi saya becanda saya menyinggung perasaan dia. Lalu saya pun bertanya ” ada apa bro kok kelihatannya kaya lagi mikir sesuatu?”

Kemudian dia menjawab “iya bro, saya lagi bingung”.

Saya pun kembali bertanya ” bingung kenapa, ada masalah apa memangnya?”

Dia menjawab “begini bro, saya kan sebenarnya lagi mikir cara ngembaliin utang”.

Saya pun bertanya lagi “utang sama siapa, berapa memangnya?’

Dia menjawab ” utang sama juragan durian, 5 juta besok harus dikembalikan sedangkan saya sekarang baru punya uang satu juta, saya bingung nyari 4 juta lagi”.

Saya pun bertanya lagi” memang kamu pinjam segitu buat apa”

Dia ” untuk biaya waktu istri aku melahirkan minggu lalu, di rumah sakit dan untuk biaya perbaikan gerobak sate”.

Saya terdiam, dalam hati kecil saya berpikir (kasian dia, kalau saja saya ada uang pasti saya bantu).

Dia pun berkata lagi ” barang kali kamu ada simpanan uang bro, minta tolong saya pinjam dulu, nanti kalau dagangan saya laris ngembaliinnya saya cicil”.

Saya pun menjawab ” waduh bro, mohon maaf banget bukannya saya tidak mau meminjamkan tapi sungguh saya juga lagi tidak ada uang segitu, saya cuma ada uang 500 ribu ini juga punya istri saya kalau mau silakan dipakai dulu nanti gampang saya ngomong sama istri saya”

Dia menjawab ” kalau punya istri jangan lah bro, takutnya mau dipakai”

Saya jawab ” ngga bro pakai saja, tadi sebenarnya ini sama istri suruh di tabungin ke ATM tapi saya belum sempat ke bank, ini pakai saya (saya pun menaruh uang tersebut ketangannya”.

Tampak jelas olehku mukanya sangat senang dan kelopak matanya sedikit berkaca-kaca.

Kemudian dia berkata “wah terima kasih banget ya bro, semoga Allah membalas kebaikan kamu, insyaAllah secepatnya kalau ada rejeki saya kembalikan”

Saya pun menjawab ” iya bro santai saja”.

Tak lama kemudian dia pun pamit dan bilang kalau mau mencari tambahan lagi untuk menggenapi 4 juta.

Dua hari berikutnya teman saya tersebut datang lagi ke rumah saya dan bercerita bahwa dia sudah melunasi utang yang 5 juta dan mau mengembalikan uang yang dia pinjam pada saya.

Sontak saya kaget cepat sekali dia mengembalikan uang tersebut. Kemudian dengan rasa penasaran , saya pun kembali bertanya” loh udah ada duitnya bro”

Dia menjawab” iya bro Alhamdulillah ada rejeki”

Karena penasaran, saya pun bertanya lagi ” rejeki gimana nih, ceritakan bro”

Lalu dia pun bercertita:

Bahwa sepulang dari tempatku dia pulang ke rumah untuk menemui istrinya dengan niat ingin memberitahu bahwa sudah ada dapat pinjaman uang.

Selang beberapa menit ada tamu ke rumahnya, dengan maksud untuk meminjam uang sejumlah 1,5 juta untuk biaya berobat orang tua dan saudaranya yang sedang kritis di rumah sakit.

Karena merasa kasihan, dengan rasa ikhlas teman saya tersebut langsung saja memberikan uang 1,5 jt yang tujuannya mau digunakan untuk membayar utang pada juragan durian pun masih kurang 3,5 juta.

Setelah sang tamu pergi teman saya dan isterinya pun mulai tambah bingung karena uang yang tadinya 1,5 juta dan belum lagi mencari tambahan 3,5 juta malah sekarang sudah dipinjamkan. Artinya mereka harus mencari lagi sejumlah 5 juta dalam waktu satu malam.

Di tengah kebingungan itu, tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu rumah mereka. Lalu mereka membukakan pintu dan melihat sosok seorang layaknya bos besar dengan penampilan yang sangat berwibawa.

Kemudian mereka bertanya siapa dan ada maksud apa, orang tersebut menjelaskan bahwa dia ingin menawakan kerjasama untuk menjual sate dan siap memberikan modal untuk membuatkan warung makan sate untuk temen saya.

Teman saya pun heran, usut punya usut ternyata sang penjual sate (teman saya) tersebut pernah menolong anak kecil yang menangis dan meminta sate di depan tempat teman saya berjualan dan kemudian teman saya memberikan sate kepada anak kecil tersebut tanpa meminta bayaran, dan ternyata orang yang datang ke rumahnya merupakan anak yang pernah ditolong oleh teman saya tersebut.

Karena keikhlasan dia memberikan sate pada orang yang sedang membutuhkan tanpa meminta bayaran serta kebaikan hati teman saya tersebut sehingga anak yang dulu pernah ditolong merasa kagum dan berjanji untuk membuatkan rumah makan sate serta memberikan modal untuk membesarkan usaha satenya secara gratis. Subhanallah

Dari kisah ini kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga, bahwa saat kita memberi orang lain, saat kita membantu orang lain dengan ketulusan dan keikhlasan, Allah akan membalasnya lebih dari yang kita pikirkan. Akhirnya keberkahan berawal dari keikhlasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.