Bahaya Sifat Takabur dan Cara Menghilangkannya

hasud
Sumber :
  • vstory

VIVA – Orang yang takabur adalah orang yang membesar-besarkan dirinya (sombong) karena kesempurnaan yang dimilikinya. Di antaranya, ada yang sombong karena kelebihan pada keturunan, kekuatan, harta, dan ilmu. Menurut al-Muhasibi, penyakit sombong berasal dari ujub, kebencian, dengki, riya’, dan semuanya berawal dari ketidaktahuan tentang asal dan kedudukan.

Menteri PPPA Bantah Tudingan soal Kasus Perundungan di Pesantren Meningkat

Al-muhasibi telah mengingatkan dalam bukunya al-Washaya bahwa untuk menghilangkan penyakit takabur bisa dengan cara “muraqabah ila Allah” yaitu lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kedekatan kepada Allah, seorang hamba akan sadar dan tahu kedudukannya di dunia dan di mata Tuhannya.

Berkenaan dengan itu, al-Muhasibi berpendapat dalam bukunya al-Ri’ayah, “Sifat takabur pada seorang hamba akan hilang dengan kesadaran dan pengetahuan tentang kedudukannya di dunia dan di hadapan Tuhannya.” Maka, seorang hamba akan mengetahui kedudukannya dengan mengetahui dari mana dia bermula, bagaimana dia hidup, dan bagaimana dia berakhir.

Klarifikasi Sutradara Film Menjelang Magrib Bukan Eksploitasi Agama, Tetapi Isu Sosial

Tentang bagaimana seorang hamba bermula, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan seorang hamba dari ketidakadaan, yaitu dari “kematian” kepada “kehidupan”. Dari lemah menjadi kuat, dari bodoh menjadi pintar, dari buta menjadi melihat, dari tuli menjadi mendengar, dari bisu menjadi berbicara, dari lapar menjadi kenyang, dari sesat menjadi diberi petunjuk, dari miskin mejadi kaya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Mu’minun ayat 12-14,

Dilarang Tayang di Bioskop, Begini Tanggapan Ustaz Adi Hidayat Soal Film Kiblat

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta yang paling baik.

Begitulah Allah telah menjadikan manusia dari suatu keadaan yang hina menjadi keaadaan yang mulia.

Maka seseorang harus menyadari bahwa tempatnya bermula adalah dari suatu yang rendah dan hina, sehingga dia sadar bahwa dia bukanlah sesuatu yang hebat, tapi dari sesuatu yang lemah, kotor, kurang, dan miskin.

Dengan itu, seorang hamba telah mendapatkan dua nikmat besar. Pertama adalah pengetahuannya tentang hakikat dirinya sendiri, dan yang kedua adalah pengetahuannya tentang hakikat Tuhannya. Dengan nikmat yang pertama, seorang hamba sadar akan kelemahan dan kecilnya kekuatan yang dimilikinya.

Dan dengan nikmat yang kedua dia sadar betapa besarnya kekuatan Tuhannya kepada hamba, sampai dia akan tunduk, patuh, dan bersyukur kepada-Nya. Itu disebabkan Allah telah mengangkatnya dari suatu yang kotor dan hina kepada suatu yang lebih baik. Setelah itu seorang hamba akan tahu bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan antaranya dan kotoran, yaitu sama-sama dari jenis yang hina dan kotor.

Seseorang juga mengetahui bahwa dia hanyalah hamba yang tidak berhak atas harta yang dimilikinya di dunia, bahkan juga tidak berhak atas dirinya sendiri. Karena semua itu hanyalah titipan Allah kepada hamba-Nya yang suatu saat nanti akan diambil kembali oleh Allah Swt, tanpa satupun yang bisa menolak.

Maka, di sinilah seorang yang sombong atau takabur akan terkena penyakit dengki (hasud), jika tidak dapat mencegah penyakit takaburnya itu. Karena seorang yang hasud akan tidak pernah rela dengan orang lain yang melebihinya, dan tidak akan suka dengan orang yang mendapat banyak nikmat dari Allah Swt, melainkan selalu ingin nikmat yang diberikan Allah hilang darinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.