Peran Mahasiswa dalam Mencegah Penyebaran Narkoba

Narkoba, Mahasiswa
Sumber :
  • vstory

VIVA – Narkotika adalah suatu zat ataupun obat yang berasal dari tanaman ataupun bukan, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, hilang rasa, mengurangi dan hingg menghilangkan rasa nyeri, menyebabkan ketergantungan.

Gejala Asam Urat yang Wajib Diwaspadai oleh Banyak Orang, Bisa Sebabkan Masalah Serius

Otak tidak didesain untuk mengatur jalannya kehidupan, bukan hanya manusia tapi makhluk lainnya. Jika dalam istilah dalam komputer adalah prosessornya yang mengatur jalannya komputer, sehingga dapat menentukan kebaikkan komputer tersebut.

Eksistensi seorang mahasiswa dapat dilihat melalui keikutsertaan dalam kaum yang terpelajar dan berintelektual. Di mana mereka merupakan calon pemimpin masa depan dan penerus perjuangan bangsa, dan merupakan kader penggerak bangsa atau agent of change.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Oleh karena itulah, mahasiswa memiliki begitu banyak potensi yang terdapat dalam diri mereka yang tidak ditemukan pada generasi sebelumnya. Seperti mahasiswa telah memikirkan jauh ke depan mengenai tantangan yang akan menjadi hambatan kemajuan dirinya dan juga bangsanya, tapi mereka tidak menyerah untuk menghadapinya.

Mereka menguatkan barisan dan tembok pertahanan dengan memberi sinergi saling berkerja sama sehingga dapat mencapai hasil maksimal. Tidak hanya itu mahasiswa pada saat ini telah mengetahui begitu banyak perkembangan teknologi canggih, sehingga dapat memudahkan mereka dalam menjalankan tujuan.

Belimbing Wuluh Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh, Ini Daftarnya

Menghadapi generasi zaman tidaklah mudah, mereka harus menerapkan hidup yang bersih dari segala macam bentuk gangguan yang datang menghampirinya baik itu gangguan fisik ataupun psikis.

Salah satu gangguan yang telah merajalela pada saat ini adalah penyalahan penggunaan zat terlarang atau penyalahgunaan narkotika. Menurut UNODC (United Nation on Drugs and Crime), secara global penduduk dunia diperkirakan antara 155 sampai 250 juta orang sebagai korban pengguna narkoba secara tidak sah.

Penduduk Indonesia saat ini sudah menjadi budak barang haram tersebut.  Oleh karena itu, efek yang ditimbulkan sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat secara luas, terlebih bagi generasi muda, maka sejak tahun 1988 dengan lahirnya Vienna Convention 1988, Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengintruksikan kepada negara-negara di dunia untuk terlibat secara aktif memberantas dan menanggulangi peredaran gelap Narkoba.

Sesuai dengan pernyataan dari UNODC di atas dapat dilihat, bahwasanya penggunaan setiap harinya akan terus bertambah dan jumlahnya hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia pada saat ini yaitu 250 juta.

Penyalahgunaan obat terlarang ini merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan akan bahaya obat ini dan juga dapat menyebabkan ketergantungan, jika pernah mencobannya atau dalam kata lain mereka yang menggunakan akan kecanduan dan akan terus menerus untuk mengonsumsinya walaupun hambatannya.

Indonesia sendiri pemerintah telah menyatakan dengan resmi bahwa Indonesia berperang melawan penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang lainya yang berakibat fatal untuk generasi penerusnya. Efek dari penggunaanya pun tidak main-main buruknya. Bukan hanya dalam pemerintahan saja yang melarangnya tetapi dengan background bangsa Indonesia yang mayoritas beragama islam juga melarang dan mengharamkan segala jenis narkoba dan khamar.

Sesuai dengan hakikatnya masa muda adalah masa yang mana fisik yang kuat untuk itu mahasiswa dan pelajar harus menjadikan dirinya sebagai motor penggerak bangsa kearah kebaikan atau agent of change. Di sisi lain mahasiswa dan pelajar memiliki kukuatan intelektual, sehingga dapat memilih mana baik dan buruk kemajuannya.

Menempati posisi ke 3 untuk angka penyalahgunaan narkoba tertinggi di dunia di bawah Meksiko dan Kolombia dan menjadi negara dengan tingkat transaksi narkoba tertinggi di ASEAN menggambarkan, bahwa Indonesia darurat narkoba. Miris untuk mengetahui hal ini sebagai negara yang mengalami bonus demografi tepi memiliki tingkat penyalahgunaan narkoba top three di ASEAN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.