Rindu yang Tiada Bertepi

Rindu yang tiada bertepi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Waktu terus bergulir merayapi lamanya siang dan malam.Tidak terasa hampir 6 bulan kenangan sunyi ini membisu menembus hatiku.Kenangan yang jadi sejarah di mana aku terlahir ke dunia.

Sempat kuakui bahwa kepergianmu sempat membuat goyah kapal ini dan sebelah sayapku seolah patah. Ibu yang semakin tua dan adik-adikku yang masih membutuhkan bimbingan seolah menamparku untuk menggantikan sosokmu sebagai tulang punggung keluarga.

Aku tidaklah sesempurna dirimu sebagai nahkoda kapal ini, tapi aku akan tetap berusaha yang terbaik menjalankan lajunya kapal ini.

Tahukah engkau,Ayah…
Walaupun engkau sudah tiada, namun bagiku engkau adalah sosok yang luar biasa.

Seringkali kerinduan menyeruak dalam relung hatiku dan membulirkan tetesan bening di kelopak mataku. Memandang photomu, memeluk baju kesayanganmu, membuka kembali memori kenangan kebersamaan kita dan sebagainya.

Banyak orang menyangka kalau dirimu sosok orang yang keras. Padahal mereka tidak tahu bahwa hatimu sangat lembut dan penuh kasih. Seringkali kusaksikan butiran air matamu mengenang di sudut matamu dalam hamparan sajadahmu sebagai penghambaanmu kepada Sang Pemilik-Nya.

Jujur saja, terkadang aku malu mengakui begitu banyak kesalahan yang sudah kuperbuat. Adakalanya perkataanmu tidak kudengarkan bahkan perintahmu seringkali tidak kulaksanakan dengan baik. Seolah mata dan nuraniku tertutup akan usaha dan jerih payahmu selama ini.

Aku tahu bahwa engkau sangat mencintaiku dan mengkhawatirkanku. Engkau selalu berusaha menjagaku dan melindungiku walau dari jauh dan alunan do’amu selalu bersenandung untukku juga untuk anakmu yang lain.

Sigi Berduka, Banjir Lumpur Terjang Desa Baka

Di mataku, engkau sosok yang tangguh nan wibawa layaknya benteng untuk kebenaran. Pelindung jiwa dan kehormatan keluarga. Dan aku sadar bahwa tanpamu diriku tidak akan pernah tahu arti hidup ini dan merasakan indahnya dunia serta mengenal manusia mulia.

Jika saja waktu bisa diputar kembali, aku ingin kebersamaan kita lebih lama dan melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik lagi.

Bantuan Makanan dan Perhatian untuk Tenaga Kesehatan di Tengah Pandemi

Aku ingin menjadi pemberi cahayamu sebelum matahari pagi menerobosmu. Senandung salam dan do’a senantiasa mengawali indahnya pagimu sebelum nyanyian alam menyapamu.

Menjadikan diriku sebagai tanganmu untuk menjinjing dunia dan akhirat dalam menaburkan pengabdianku untukmu.

Rektor IPB Sodorkan Konsep Ekonomi Baru Era New Normal

Ayah..
Kepergianmu membuatku mengerti bahwa rindu yang paling menyakitkan saat merindukan sosok yang telah tiada. Seolah rindu yang tiada bertepi dan hanya mampu sedekahkan Al Fatihah dan do’a - do’a yang terbaik untukmu.

Namun Ayah..
Kepergianmu juga mengajarkan bahwa Allah SWT selalu ada mendengarkan segala do’a dan harapan hamba-Nya. Aku berharap bisa menjalankan semua amanatmu. Menjadikanku wanita tegar dan bijaksana layaknya angsa yang berenang di atas air. Anggun namun tetap bekerja dan tegar walau terluka dalam keistiqomahanku.

Dan izinkan aku mengucapkan..
Meski ragamu telah jauh pergi dan suaramu tidak bisa kudengar lagi, namun engkau selalu dihatiku. Aku sangat mencintaimu. Terima kasih, Ayah! 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.