Kisah Devi, Santri Ndalem Penerima Beasiswa yang Hafal 30 Juz

Devi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Devi Puji Lestari (23) akhirnya menuntaskan tanggung jawabnya sebagai penerima manfaat Beasiswa Tahfidz Qur’an (BTQ) for Leaders dan akan memulai tahapan pengabdian pasca beasiswa. Kamis (10/9) lalu, ia telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz di depan penguji Daarul Qur’an yaitu Ustadz Ulil Abshar, al Hafidz.

Momen Bersejarah, Al Quran Berbahasa Gayo Hadir Memperkuat Identitas dan Budaya Aceh

Anak kedua dari pasangan Sahlan dan Mujilah ini sama sekali tidak menyangka akan cukup lancar ketika diuji 30 Juz di depan pengujinya langsung, pasalnya Devi baru seminggu lalu mendapati kabar pengumuman ujian akhir BTQ for Leaders 30 juz karena handphonenya rusak.

Sebelum menjadi penerima manfaat BTQ for Leaders empat tahun lalu, Devi juga seorang santri di sebuah pesantren ternama di Yogyakarta. Aktivitas kesantriannya sudah Devi lakoni sedari SD.

Kemnaker Berikan Beasiswa Pendidikan Wujud Kepedulian Generasi Penerus Bangsa

Devi menghafal Alquran karena perintah Ibu Nyai. Devi menceritakan bahwa pada waktu itu ia memang hanya mengikuti dawuh-dawuh gurunya. Sejak kecil ia tidak berencana menjadi penghafal Alquran, perjalanannya menjadi penghafal Alquran justru berawal dari guru-gurunya.

Berawal dari permintaan-permintaan sang guru, akhirnya Devi sadar dan bersyukur hidup di lingkungan pesantren. “Mungkin kalau aku tidak nyantri hidupku berbeda dari saat ini. Bapak Ibuku bukan orang yang sekolah, juga tidak bisa ngaji. Teman-teman di lingkunganku, di rumah juga tidak sedikit yang putus sekolah,” cerita Devi yang bercita-cita untuk membuat majelis Alquran di rumahnya nanti.

Bahlil Dukung Pelaksanaan MTQ Antar Bangsa di Banjarmasin, Sampaikan Harapan Ini

Berada di lingkungan pesantren sejak kecil mengantarkan Devi menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah pada kehidupannya. Ia pun mengaku, bahwa sejak kecil memang selalu mendapatkan beasiswa, sampai di pesantren dirinya juga mengabdi sebagai 'Mbak Dalem', sebuah istilah yang disematkan untuk santri yang ikut kiyainya.

Santri ndalem akan membantu urusan pesantren, seperti memasak dan bersih-bersih. Biasanya santri ndalem ini juga dibebaskan dari administrasi keuangan pondok. Sebagai santri ndalem, Devi menjadi harus belajar ekstra tentang kedisiplinan, harus membantu keperluan pesantren dan kuliah juga hafalan Alquran menjadi harus selaras dan seimbang, terlebih ia juga menjadi pengurus pondok.

Berbagai kesulitan hingga takzir (hukuman) di pesantren pun kerap didapatkannya, manakala ia harus pulang terlambat. Untuk menyiasati semua kegiatannya, akhirnya Devi membuat skala prioritas dalam menjalani hari-harinya.

Kini Devi sudah selesai dari pesantren dan melanjutkan tanggung jawab hafalan lagi sebagai penerima manfaat BTQ for Leaders. Hingga pada hari Kamis (10/9) ia amat bersyukur telah berhasil menuntaskan tanggung jawab hafalan 30 juz sebagai penerima manfaat beasiswa dari PPPA Daarul Qur’an.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.