Catatan Ringan: Empat Orang yang Paling Merubah Wajah Liverpool

Manajer Liverpool, Juergen Klopp.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Kegagalan Manchester City memetik poin penuh saat menghadapi Crystal Palace dan Leicester City takluk dari tuan rumah Burnley, membuat persaingan perebutan gelar Liga Inggris, berakhir sudah. Apalagi di laga lain Liverpool berhasil menekuk musuh bebuyutannya Manchester United 2-0. Selisih angka dengan kedua pesaingnya itu terlalu lebar, yakni 16 dan 19. Liverpool masih memegang satu pertandingan, bisa semakin lebar selisih angkanya. Jadi sangat berat, meski tak ada yang tak mungkin di sepakbola.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Bila Liverpool juara, dan besar kemungkinan juara. Sebuah penantian panjang bagi Liverpool. Terakhir kali Liverpool juara tahun 1990, tigapuluh tahun yang lalu. Saat Liga Inggris masih menggunakan format lama. Jadi Liverpool adalah satu-satu klub elite yang belum pernah juara EPL format baru. Meski dalam kurun waktu itu, Liverpool tercatat dua kali menjadi juara Liga Champions Eropa, Piala Super Eropa dan juara dunia antar klub.

Dibanding MU dan Chelsea waktu penantian Liverpool untuk juara, tidak terlalu lama. MU harus menunggu 41 tahun dan sempat degradasi. Chelsea butuh waktu setengah abad (50 tahun). Apalagi Manchester City dan Leicester City, lebih lama lagi.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Lantas apa kunci sukses Liverpool? Dan mampukah Liverpool menyamai rekor Arsenal juara dengan 49 pertandingan tanpa kalah?

Jalan sukses Liverpool diawal dengan mendatangkan Jurgen Klopp pada tahun 2015 yang kala itu sedang menganggur setelah dipecat dari Borussia Dorthmund. Memang tak seperti orang membalikkan tangan, Klopp pelan tapi pasti merubah Liverpool dari sisi semangat dalam bermain. Liverpool di bawah Klopp bermain seperti tim "panzer" Jerman. Pantang menyerah hingga menit akhir. Klopp akan dikenang sebagai manager pelatih tersukses Liverpool di era modern.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Kunci sukses Klopp terletak pada pembelian pemain yang tepat. Tahun 2017, Liverpool membeli Virgil van Dijk dengan harga tinggi, 75 juta pound atau Rp. 1,3 juta triliun dari Southampton. Pemerhati sepakpola teperangah, kok beli bek semahal itu. Jadilah Van Dijk bek termahal di dunia. Dan kinerja van Dijk bukan saja berhasil menjaga lini belakang Liverpool, tapi dia kerapkali mencetak gol dari kepalanya. Harga sebesar itu untuk mendatangkan jadi tampak murah.

Pembelian kedua yang membuat orang geleng geleng kepala adalah pembelian Alisson Becker, penjaga gawang AS Roma asal Brazil. Alisson didatangkan dengan harga 72,5 juta pound atau setara dengan Rp. 1,2 triliun! Kiper seharga itu, orang tepok jidat tak percaya. Tapi melihat penampilan Allisson yang kerapkali clean sheet, harga sebesar itu pantas untuknya. Dari dua pembelian mahal itu, bisa dibaca bahwa Klopp ingin lini belakang livepool sulit ditembus.

Dan sejak itu, transformasi lini belakang Liverpool berjalan mulus. Liverpool tak mudah kebobolan. Kedua pemain ini bisa menarik ke atas dua tiga pemain lini belakang lainnya yang masih muda, seperti Joe Gomez, Andy Robertson, Joel Matip, Trent Alexander Arnold.

Pembeliaan ketiga yang memiliki efek paling besar adalah pembeliaan pemain buangan Chelsea, Mohammad Salah. Meski nilai pembeliannya setengah dari harga Alisson dan Van Dijk atau sekitar 39 juta pound, efek Mo Salah dibanding kedua pemain tadi lebih besar. Salah bukan saja menjadi top skor, tapi juga merubah persepsi fans Liverpool terhadap Islam.

Sampai-sampai ada chant tetang Mo Salah. Dan kehadiran Salah sedikit tidak menekan Islamphobia di Inggris. Hal yang tak bisa dilakukan oleh Ryaz Mahrez meski berhasil membawa Leicester City juara dan harga pembeliannya dua kali lipat dibanding Salah saat didatangkan Manchester City dari Leicester City.

Dan kunci sukses lainnya yang tak kalah penting adalah kesabaran fans Liverpool dalam mendukung Jurgen Klopp dan timnya. Kalaulah Klopp menukangi Real Madrid, pastilah dia dipecat di musim keduanya! Klopp harus berterimakasih kepada fans yang setia dan percaya padanya.

Lebih dari itu, keberhasilan Liverpool tak lepas dari keberhasilan seluruh tim, baik yang berada dilapangan (pemain) maupun di luar lapangan (staf pelatih, juru masak dan sebagainya). Karena sepakbola bukan olahraga individual, tapi sebuah permainan tim.

Sekarang, apakah Klopp mampu membawa timnya melewati prestasi Arsene Wenger (Arsenal) yang berhasil tanpa kalah dalam 49 pertandingan? Menurut saya berat, tapi saya percaya Liverpool juara!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.