Monumen Cinta Abadi Habibie dan Ainun

Monumen Habibie - Ainun (foto : Nur Terbit)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Jika Anda pernah ke Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan, tentu sempat melihat “Monumen Cinta Abadi: Habibie – Ainun” berdiri di pojok Lapangan Makkasau. Dua patung Habibie-Ainun ini menyambut tamu yang datang ke Pare-pare, seperti layaknya patung "Selamat Datang" di bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Itu sebabnya jika Anda sempat berkunjung ke Kota Pare-pare, sekitar 150 kilometer arah Utara Kota Makassar, dianggap kurang lengkap jika melewatkan begitu saja tanpa mampir di kampung kelahiran BJ Habibie, Presiden RI ketiga itu.

Monumen Cinta Sejati Habibie dan Ainun ini, konstruksi dan pembukaan pertamanya dilakukan 12 Mei 2015 untuk didedikasikan kepada BJ Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari. Monumen ini dibuat untuk mengenang cinta Presiden ketiga Republik Indonesia dan istrinya, dan untuk menginspirasi warga Parepare.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Selain itu sebagai kado pernikahan untuk Habibie di hari ulang tahun pernikahannya dengan Ainun ke–53. Pada acara peresmian monumen yang terletak di alun-alun Kota Pare-Pare ini ketika itu, selain Habibie juga hadir Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang, Wali Kota Parepare Taufan Pawe.

Habibie yang didampingi putranya Ilham Akbar Habibie, tidak dapat menyembunyikan perasaan harunya saat salah seorang penyanyi melantunkan lagu cinta sejati yang merupakan soundtrack film Habibie-Ainun.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Peresmian monumen Habibie - Ainun dikabarkan menelan biaya hampir dua miliar rupiah. Pada acara peresmian, dimeriahkan dengan peluncuruan kembang api sebanyak 53 kali sesuai dengan jumlah tahun hari pernikahan Habibie – Ainun.

Dalam sambutannya Habibie kembali berkisah tentang kisah cinta sejatinya selama ini dengan almarhumah Ainun serta membacakan puisi untuk almarhumah Ainun. “Bagus sekali, mudah-mudahan monumen ini dapat menjadi pemicu warga untuk selalu berkarya dan selalu mengenang pak Habibie,” ujar salah seorang warga.

Selain dituangkan dalam buku biografi, perjalanan cinta tersebut juga sudah diangkat ke layar lebar berupa film bioskop berjudul “Habibie – Ainun”. Hasilnya luar biasa. Bukunya jadi “best seller” dan filmnya juga “box office”.

Kesuksesan buku dan film bioskop tersebut lalu disusul film squel berikutnya, berjudul “Rudi Habibie” yang tak kalah meledaknya. Kisah cinta Habibie dengan gadis Polandia sewaktu “Rudi” masih kuliah dan tinggal di Jerman.

Masa kecil “Rudi” -- panggilan akrab BJ Habibei -- seorang teman asal Pare-Pare sehari-hari sebagai penulis, blogger dan guru PNS, melengkapi cerita tentang BJ Habibie.

Menurut teman saya ini, Habibie sempat kecewa ketika menemukan rumah tempat kelahirannya di Pare-Pare ini sudah direhab. Ia menyayangkan karena sudah hilang bentuk aslinya.

“Habibie maunya kalau rumah orang tuanya yang penuh kenangan itu, dipertahankan keasliannya”, kata Pangeran P. Muda, teman penulis saya yang saya ceritakan di atas.

Nama Rudi sendiri, adalah nama panggilan akrab BJ Habibie, kakak kandung dari “Fanny Habibie” atau Baharuddin Effendi Habibie (BE Habibie), mantan Dirjen Perhuhungan Laut dan mantan Duta Besar.

Dalam film “Rudi Habibie – Habibie Ainun Jilid Dua”, di antaranya menceritakan masa kecil “Rudi” dan “Fanny” bersama orang tuanya di Pare-Pare, sebelum kemudian pindah ke Gorontalo.

Rumah orang tua Rudi – Fanny, tidak jauh dari Lapangan Makkasau, tempat monumen Cinta Abadi Habibie – Ainun berdiri. Teman saya, Pangeran, sempat memotret rumah tersebut, lalu mengirimkannya kepada saya, di Jakarta.

"Eyang Habibie" -- begitu sering disapa oleh keluarga besarnya, sudah meninggal kita semua. Pada 11 September 2020 ini, adalah tepat setahun wafatnya ahli pesawat terbang ini. Alfatihah buat "Eyang".

Ketika Anda ke Pare-Pare, selain rumah Habibie, Anda juga boleh mampir di kampung mantan Menkum HAM, Hamid Awaluddin. Kini duta besar salah satu negara di luar negeri sana.

Di daerah ini pula, lahir pengamat serba lengkap, DR Salim Said : wartawan, kritikus film, pengamat politik dan militer. Dalam meraih gelar doktornya, Salim Said mengaku banyak dibantu oleh Habibie.

"Saya memang bertetangga dengan Habibie waktu kecil," kata Salim Said, dalam satu wawancara dengan Helmi Yahya di channel YouTube mantan Dirut TVRI itu.

Pare-Pare sendiri adalah salah satu Kotamadya dari lebih 30-an Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 150 km arah utara Makassar.

Dalam kunjungan kami ke Pare-Pare, Rabu-Kamis 5-6 Oktober 2016 silam, dalam rangka pelatihan media sosial untuk pemanfaatan informasi bencana, kerja sama PP LPBI NU, BPND, Pemda setempat, Lembaga Soisal dari Pemerintah Australia.

Sehari sebelumnya, pelatihan di Sengkang, Kabupaten Wajo. Hari berikutnya di Kabupaten Barru, Kota Makassar (Sulsel), Kabupaten Jepara (Jateng) dan Lampung. Reportase dan videonya sudah saya tulis di blog dan YouTube.

Selain mampir di kampung Habibie, saya juga keliling kota naik becak, lalu selanjutnya diajak kawan berwisata kuliner sambil menumpang di mobilnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.