Kasus Mutilasi, Ini Pengalaman Wartawan Kriminal (1)

Suasana jumpa pers (foto : dok Nur Terbit)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Korban mutilasi tak terungkap? Ini Pengalaman Wartawan Kriminal yang saya tulis secara bersambung berikut ini. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita semua senantiasa waspada.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Kasus pembunuhan dengan cara memutilasi (motong-motong korbannya), kini kembali menghiasi pemberitaan media pekan ini. Kasus terbaru, penemuan jenazah korban mutilasi di Apartemen Kalibata City Jakarta, Rabu (16/9/2020),

Banyak kejadian aneh di apartemen. Menurut kalangan pakar, hal ini karena para penghuni cenderung tak peduli dengan tetangganya. Mungkin juga konsep apartemen memang seperti itu, tidak saling urus. Kalau landed house, setidaknya kontrol sosial masih ada.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Jauh sebelumnya, jagat raya ini juga pernah dihebohkan pula dengan sejumlah kasus mutilasi. Yakni korban dibunuh lalu (maaf) dipotong-potong. Modus dan praktiknya sama dengan kasus di Kalibata City.

Ketika saya masih jadi wartawan daerah di Kota Makassar Sulsel sebagai koresponden Harian Terbit Jakarta (Pos Kota Grup), ada kasus cukup sadis di mana ditemukan mayat wanita hamil tanpa kepala.

Membongkar Tuduhan Pratikno sebagai Operator Politik Jokowi, Strategi untuk Menjatuhkan

Tempat Kejadian Perkara (TKP) ini (sekitar 1980-an) di sebuah persawahan di Kabupaten Bone. Juga tak terungkap hingga kini siapa korbannya. Tapi anehnya, pelakunya temukan dan dihukum penjara. Dia oknum polisi bermotif cinta segitiga.

Ketika hijrah ke Jakarta dan ditugaskan meliput berita-berita kriminal, juga dihadapkan dengan peristiwa yang jauh lebih sadis. Modus operandi yang canggih hingga memusingkan penyidik untuk mengungkapkannya.

Sebagai wartawan baru di Ibukota yang belum lama "naik status" dari wartawan daerah ke reporter kota metropolitan, kaget juga dihadapkan tugas liputan kriminal yang lebih menantang.

Ada kasus mayat terpotong 13, pembunuhan Ibu Guru Ny Diah, penembakan peragawati Dice (Pak De Sirajuddin), Arie Anggara yang tewas disiksa ayahnya, pembunuhan pelukis Basuki Abdullah dan lain-lain.

Sedikit informasi, Ny Diah adalah seorang ibu guru, dia dibunuh lalu dimutilasi oleh suaminya sendiri di rumahnya di kawasan Jatinegara Jakarta Timur. Mayatnya dimasukkan ke dalam karung, diangkut menggunakan sepeda motor.

Waktu itu dimuat di Harian Terbit ditulis oleh teman saya wartawan almarhum Heru (Chaeruddin E. Soeratman). Kemudian saya dan reporter almarhum Zaenal Effendi ditugaskan ke lapangan mengembangkan beritanya.

Kami berdua mendatangi dan mewawancarai Pak Syafei, petugas kamar mayat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Zaenal mengambil gambar dan saya menulis beritanya. Selanjutnya berita tersebut dikembangkan lagi esok harinya berupa tulisan feature di Harian Terbit dan edisi Terbit Minggu... bersambung (Nur Terbit)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.