Wahai Perempuan, Seberapa Cantikkah Kamu?

cantik
Sumber :
  • vstory

VIVA – Wahai perempuan…

Mengenal Nostradamus, Sosok yang Ramal Kemunculan Hitler, Bom Hiroshima Hingga Bencana 2024

Orang bilang kau perhiasan terindah di dunia ini. Orang bilang kau dan keindahan ialah satu kesatuan yang tak bisa lepas. Keindahan itu tuhan letakkan dari ujung kepala hingga ujung kakimu. Sungguh, jika alam semesta bisa bicara, pastilah mereka serempakmengungkapkan iri hati padamu.

Wahai perempuan…

Sastrawan dan Sosiolog Ignas Kleden Meninggal Dunia

Sekarang, izinkan aku bertanya. Kau apakan keindahan itu? Sudahkah kau menjaganya dengan baik? Sebab, belakangan ini nampak olehku keindahan itu terekspos di mana-mana. Di laman iklan, di majalah, di Instagram, dan masih banyak lagi. Betapa banyak mata yang memandang takjub kecantikanmu, betapa banyak bibir yang mengagung-agungkan namamu di sana. Sudah puaskah kau? Apakah semua itu membuatmu bangga?

Aurat yang seharusnya kau jaga, malah menjadi tontonan favorit para mata buaya. Aurat yang seharusnya tersimpan rapi dalam bingkai hijab, malah kau pertontonkan dengan bangga. Aurat yang seharusnya menjadi kehormatan termahalmu, malah kau jual demi pundi-pundi rupiah yang fana. Ketika manusia memuji keindahanmu, lantas kau dengan bangganya berlenggak-lenggok tanpa rasa malu. Sadarkah bahwa kau telah menjual dirimu secara tidak langsung?

Heri Chandra Santosa Menghidupkan ‘Pesantren’ Sastra di Lereng Medini

Bahkan, tak jarang pria berlutut padamu demi bisa menjamah keindahan itu. Mencicipinya barang sedikit. Dan kau, mengizinkan dengan mudahnya.

Mengapa kau begini wahai perempuan? Fisikmu bisa saja berbangga hati menerima pujian dari penonton auratmu itu, tapi bagaimana dengan jiwamu? Andaikan ia diberi lisan oleh Tuhan, niscaya ia akan meminta pada penciptanya agar keindahan itu dicabut dari tempatnya.

Ketahuilah wahai perempuan… Sesungguhnya keindahan itu hanya memiliki satu hak saja bagimu. Ialah menjaganya. Hak itu harus kau jaga sekuat tenaga sampai sebuah batas nan indah tiba. Ketika seorang pria pilihanmu menjabat tangan walimu dengan takzim, merapalkan janji suci atas nama tuhan. Saat itulah keindahanmu boleh kau bagi dengannya. Ingat! Hanya dengannya saja. Bukan yang lain.

Wahai perempuan…

Kau teramat berharga, sehingga tuhan membekalimu dengan syariat-syarat yang cukup rumit. Tak heran terkadang kau mengeluh akan semua itu. Ingatkah betapa banyak namamu dibahas dalam kitab suci? Sungguh, tuhan bermaksud baik atas semua itu, ia ingin menjagamu dari dosa-dosa yang bertebaran di luar sana. Engkau terlalu berharga untuk dilepaskan begitu saja tanpa aturan yang jelas. Lihatlah betapa banyak golonganmu direnggut kehormatannya oleh para lelaki tak bertanggungjawab. Sebagain bersumber dari keindahan mereka yang tak dijaga dengan baik.

Wahai perempuan…

Sadarkah bahwa dirimu begitu indah nan cantik? Tapi, nampaknya kamu lupa apa itu arti kecantikan. Kau hanya sibuk dalam memperindah fisikmu. Coba hitung berapa jenis kosmetik yang kau gunakan selama ini. Kau poles wajahmu demi memikat mata yang masih haram untukmu. Sungguh, pada akhirnya kau sendiri yang akan menyesali semua itu. Sebenarnya untuk siapa riasanmu itu? Tidakkah kau prihatin pada imammu kelak yang harus menerima keindahanmu setelah sekian banyak lelaki yang turut menikmati keindahanmu?

Ketika hendak pergi ke luar rumah, kau begitu sibuk memperindah fisikmu dengan make up dan baju terindah, namun saat menghadap pada sang Ilahi dalam heningnya shalat kau pakai tampilan seadanya bahkan nyaris buruk. Bukan hanya fisikmu yang buruk, namun juga hatimu.

Jiwamu tegap di atas sajadah, namun hati dan pikiranmu mengelana entah ke mana, atau mungkin pikiranmu tengah berbunga-bunga usai mendapat pujian atas keindahan tubuhmu. Hmm, sebenarnya siapakah penciptamu? Allah atau pujian manusia? Jika memang Allah lalu mengapa kau abaikan ketetapannya atasmu wahai perempuan? Sedangkan selama ini hanya pujian manusia saja yang kau nanti-nantikan.

Wahai perempuan…

Kau spesial. Allah membekalimu dengan rahim yang kokoh untuk putra-putrimu kelak, jihad terbesarmu. Baik buruknya anak-anakmu kelak terletak padamu, karena mereka adalah cerminanmu. Tentu kau tak mau kan mereka mengulangi kesalahan yang sama sepertimu dulu? Maka, perbaiki dirimu mulai dini, bukan hanya demi dirimu sendiri, namun juga demi kebaikan masa depanmu kelak.

Kau cantik. Qurrotu ‘ain. Ingatlah bahwa keindahanmu ialah anugerah sekaligus petaka bagimu. Sesungguhnya kecantikanmu bisa jadi petaka atau anugerah. Ia menjadi petaka ketika kau dengan bangga mengeksposnya sana sini, membiarkan mata-mata yang bukan mahrammu ikut memandangnya. Satu pujian dari mereka atas  kecantikanmu saja, bisa jadi petaka untukmu.

Wahai  perempuan…

Karena kau berharga. Mahal tiada tara. Cantik tiada banding. Keshalehanmu melebihi keindahan keindahan di bumi dan bidadari surga. Hanya orang tertentu yang bisa melihat kecantikanmu. Begitulah Allah memuliakanmu. Bukan kekangan, tapi bentuk kemuliaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.