Perjalanan Hidup Legenda Bulutangkis Indonesia, Maria Kristin Yulianti

Bulutangkis
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menjadi pemain bulutangkis yang dikenang memang bukanlah hal mudah. Ia harus kehilangan masa kecil yang menyenangkan. Ketika yang lain sedang bercanda dan bermain permainan yang membuat mereka merasa senang, ia harus bangun pagi untuk memulai pemanasan, lari dan yang lainnya.

Semua itu dia lakukan untuk sang ayah. Padahal awalnya dia membenci bulutangkis sebelum sang ayah memotivasinya. Tapi sekarang dia berhasil dikenal sebagai legenda tunggal putri Indonesia yang terakhir membawa medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008. Anak itu bernama Maria Kristin Yulianti.

Lahir di Tuban, 25 Juni 1985, dia dikenal sebagai The Queen of Rubber Game karena selalu menang di olimpiade dengan rubber game?. Maria kecil pernah mengikuti audisi PB Djarum sebanyak 2 kali. Di audisi pertama dia gagal melangkah lebih lanjut karena badannya yang terlalu kecil. Namun Maria kecil tidak menyerah dan mencoba lagi. Sampai akhirnya Maria berhasil masuk PB Djarum.

Di PB Djarum, Maria dilatih lebih disiplin lagi. Hasil dari latihannya mulai terlihat setelah dia menjuarai beberapa turnamen nasional hingga di panggil Pelatnas. Di Pelatnas, ia sempat diperlakukan berbeda dibandingkan atlet lainnya. Tapi dia tidak putus asa. Akhirnya dia bisa membuktikan bahwa dia pantas untuk diandalkan ketika meraih emas di ajang Sea Games 2007 setelah mengalahkan Ardiyanti Firdasari di babak final.

Setelah kemenangan itu, Maria mulai mengikuti turnamen yang lebih tinggi lagi. Banyak gelar yang dia dapat walaupun tidak sebanyak Susi Susanti atau Mia Audina. Namun dia memang masih yang terbaik di zaman 2008 sampai sekarang.

Di antara yang paling diingat, ketika Maria berhasil mengalahkan pemain tangguh dan peraih emas di Olimpiade Athena, Zhang Ning, di Djarum Indonesia Open 2008. Di set pertama, Maria benar-benar menguasai jalannya pertandingan. Ketika poin sudah 5-1, para penonton berdecak kagum melihat permainan Maria. Permainan Maria memang berbeda dibandingkan tunggal putri yang lain.

Gaya Maria memang terbilang santai tapi pukulan, penempatan bola, dan dropshotnya terbukti akurat. Hal ini yang membuat Zhang Ning ketinggalan 7-4 hingga menutup game pertama 21-14. Di game kedua, Zhang Ning menang dengan skor ketat 20-22. Dan di babak ketiga, saat skor 18-20 di sinilah mental Maria diuji.

Bila dia melakukan kesalahan satu saja, maka dia akan gagal masuk final. Dengan semangat dari para pendukungnya, Maria berhasil mengubah segala yang tidak mungkin menjadi mungkin. Maria menang di set ketiga 22-20. Dan dengan hasil itu, Maria berhasil ke final super series setelah sekian lama.

Khazanah: Ibnu Sina, Filsuf Berjuluk Bapak Kedokteran Modern

Selain di Indonesia Open, pertandingan yang tidak Maria lupakan adalah ketika Olimpiade Beijing. Datang sebagai pemain non unggulan, Maria berhasil mematahkan keinginan Pelatih China untuk menyapu bersih medali di tunggal putri.

Pertandingan yang menarik lainnya, saat Maria berhadapan dengan Saina Nehwal, pemain muda asal India yang bercita-cita mendapatkan medali di olimpiade. Banyak yang menduga Maria akan kalah melawan Saina Nehwal.

Jonatan Christie dan Anthony Ginting Catat Sejarah di All England 2024

Tapi di luar dugaan, Maria berhasil bermain ketat di game pertama walau kalah 28-26. Di game kedua Maria mulai menemukan permainan dan menyelesaikan game dua dengan skor 21-14. Dan di game ketiga lagi-lagi maria benar-benar mempupuskan harapan Saina Nehwal.

Maria sempat tertinggal 3-11 hingga di poin itu Maria mengubah strategi. Dia mulai bermain rally dan dropshot yang mematikan. Permainan rally ini membuat Saina Nehwal sering membuat kesalahan sendiri hingga akhirnya di game ketiga Maria menang 21-14.

5 Fakta Mencengangkan Film Exhuma, Bercerita Soal Sejarah Panjang Korea dan Jepang

Dilansir dari BWF badminton, berikut ini pencapaian Maria sebelum pensiun akibat cedera. Runner up Internasional Challenge White Night 2011, QF Vietnam Grand Prix 2010, QF Indonesia Open 2010, QF Yonex Jepang Super Series 2008, QF Chinesse, Taipei Grand Prix Gold 2008, Perunggu Olimpiade Beijing 2008, Runner Up Djarum Indonesia Open 2008, Runner Up Uber Cup 2008, QF German Open 2008, QF Djarum Indonesia open 2007, Emas Sea games 2007, QF Dutch Open 2008, dan Juara Cheers Asian Satelit 2006.

Permainan Maria memang mempunyai daya pikat sendiri. Hingga saat ini, aku masih sering merinding ketika melihat permainan dan perjuangan dia melawan cederanya. Entah menunggu sampai kapan hingga akan lahir penerus MKY ini.

Prabowo Subianto menerima kunjungan team produksi 8 Warriors Cinta dan Tanah Air

Film 8 Warriors Cinta dan Tanah Air, Kisah Heroik Perang 10 November 1945

Film 8 Warriors Cinta dan Tanah Air yang dipastikan epik dan kolosal ini, dipercayakan pada duo Sutradara Jaya Tamalaki & Djo Arko. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.