Rumah Betang Pedagi Apet Akap Khas Suku Dayak Be Aje Kalimantan Barat

Rumah Betang Pedagi Apet Akap Khas Suku Dayak Be Aje Kalimantan Barat
Sumber :
  • vstory

VIVA – Rumah Betang Pedagi Apet Akap adalah Rumah Betang dDyak Be Aje yang terletak di Dusun Mandong, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kata Pedagi Apet Akap mempunyai arti Leluhur Nenek Moyang.

Dilihat dari kebudayaan dari zaman nenek moyang dahulu sampai sekarang masih dipertahankan adat dan budayanya. Sehingga dibangunnya rumah betang itu sendiri sebagai simbol bahwa seluruh warga Desa Mandong yang mayoritas Suku Dayak masih menghormati adat istiadat leluhur mereka.

Untuk menghormati leluhur nenek moyang Suku Dayak Be Aje, warga Desa Mandong mengadakan tradisi Gawai padi. Gawai Padi dalam bahasa Dayak Be Aje yaitu Nyinung Dio atau dalam bahasa Indonesia artinya ulang tahun padi.

Ulang tahun padi adalah acara adat yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali dan sudah dilakukan semenjak zaman nenek moyang dahulu untuk merayakan hasil panen raya padi warga Desa Mandong. Bedanya, nenek moyang zaman dulu merayakan Gawai Padi di rumah ketua Adat. Tapi semenjak didirikan Rumah Betang Pedagi Apet Akap, warga desa merayakannya di Rumah Betang tersebut.?

Seluruh warga Desa Mandong merayakan ulang tahun padi dengan berbondong-bondong pergi ke Rumah Betang untuk melakukan proses ritual ucapan syukur kepada Jubata atau Tuhan atas hasil panen padi. Seluruh warga Desa Mandong dalam satu keluarga yang diwakili oleh kepala keluarga diwajibkan membawa satu ekor ayam untuk disembelih di acara ritual adat tersebut. Dan darah ayam itu akan ditumpahkan di tanah sebagai tanda bahwa ritual tersebut sudah berhasil dilaksanakan.

Pesta ulang tahun padi dilanjutkan di rumah masing-masing warga dengan menyediakan minuman dan makanan yang terbuat dari beras ketan khas Suku Dayak Be Aje. Minuman yang terbuat dari beras ketan itu dinamakan Tuak. Tuak merupakan minuman hasil dari proses fermentasi beras ketan.

Sedangkan makanan yang terbuat dari beras ketan dinamakan tape’p dan lamang. Tape’p adalah sejenis kue keranjang yang terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan santan kelapa. kemudian adonannya dimasukkan ke dalam plastik bening lalu dikukus hingga matang.

Sedangkan lamang adalah beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa dan bumbu tradisional khas Suku Dayak Be Aje lalu dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar hingga bambu berwarna coklat kehitaman.

Ternyata Ini Rahasia Jendral Soedirman yang Dapat Lolos dari Sergapan Belanda

Rumah Betang ini dibangun pada tahun 2017 dan menghabiskan dana sekitar Rp204 juta dan dibangun dengan budaya gotong royong oleh masyarakat Desa Mandong. Bangunan ini diresmikan langsung oleh Wakil Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Bapak Paulus Hadi.

Rumah Betang dianggap sebagai pemersatu Suku Dayak khususnya Suku Dayak di Desa Mandong. Dengan adanya Rumah Betang ini dapat menumbuhkan rasa kesadaran bahwa pentingnya untuk melestarikan adat dan budaya.

Fakta-fakta Menarik tentang Pakistan, Negara dengan Jumlah Muslim Terbesar di Dunia

Karena keberadaan Rumah Betang saat ini bukan hanya sekadar sebagai tempat tinggal atau tempat pelaksanaan upacara adat saja, tetapi lebih dari itu. Rumah Betang dibangun sebagai sebuah media untuk menumbuhkan kembali semangat persatuan, pusat budaya, simbol kebesaran dan kejayaan Suku Dayak.

Pemain Timnas Indonesia U-23, Pratama Arhan

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengungkapkan rasa syukur dan bangga yang luar biasa atas keberhasilan Timnas Indonesia U-23 melaju ke babak semifinal Piala Asia U 23 2024

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.