Kemajuan Perangkat Komunikasi di Tengah Pandemi Covid-19

Meeting virtual menggunakan aplikasi online
Sumber :
  • vstory

VIVA – Berbagai perubahan dialami masyarakat sejak pandemi covid-19 melanda awal tahun ini. Mulai dari bidang ekonomi, sosial, juga dalam hal komunikasi. Salah satu sektor yang paling terdampak dalam hal komunikasi adalah sekolah dan perkantoran.

Rekomendasi Sandal Stylish dan Nyaman untuk Hari Raya Lebaran

Kini, materi pelajaran di sekolah dilakukan dengan sistem pembelajaran online. Kantor-kantor melakukan rapat atau pertemuan juga menggunakan aplikasi video call atau video conference.

Masyarakat pun karena harus tetap tinggal di rumah, berkomunikasi dengan keluarga dan sanak saudara hanya bisa melalui media sosial dan aplikasi virtual. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat juga lebih sering menggunakan aplikasi belanja online agar tidak perlu keluar rumah.

Jokowi Lihat Langsung Panen Raya di Sigi: Bagus Hasilnya Capai 6 Ton per Hektare

Karena niscayanya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain. Saat harus tinggal di rumah aja, namun tetap tidak bisa hilang kontak atau putus komunikasi dengan teman, rekan kerja, keluarga dan sanak saudara yang mungkin terpisah jarak dan waktu.

Komunikasi Zaman Now

Tampil Stylish dan Nyaman di Momen Ramadhan, ALDO Luncurkan Koleksi dengan Teknologi Pillow Walk

Seiring perkembangan teknologi, komunikasi saat ini semakin dipermudah. Apabila lawan bicara ada di tempat yang berbeda, dengan adanya teknologi komunikasi maka kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengannya.

Saat ini alat komunikasi beragam bentuknya, mulai dari telepon pintar, laptop, komputer. Aplikasi untuk berkirim pesan pun semakin beragam, mulai dari sekadar pesan obrolan, foto, video, kini bisa dikirim dengan mudah, murah dan cepat melalui beragam aplikasi.

Sehingga tidak perlu lagi susah payah mengirim surat via Pos, telepon ke wartel, atau menyewa jaringan internet di warnet. Semua akses komunikasi bisa kita lakukan melalui sebuah telepon pintar. 

Di tengah pandemi covid-19, teknologi seolah memberikan jawaban atas kebutuhan komunikasi masyarakat. Pembelajaran di sekolah kini digantikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) online melalui perangkat telepon pintar atau laptop.

Guru memberikan materi pembelajaran berbentuk slide atau video. Sementara perkantoran juga menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) dan memanfaatkan jaringan internet untuk rapat-rapat koordinasi dalam bentuk video conference. Tidak hanya itu, masyarakat pun kini semakin mudah memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui layanan belanja online.

Untuk mengakses informasi atau berita, kini masyarakat juga diberi beragam pilihan kanal media. Ada media cetak (Koran, majalah, tabloid), elektronik (televisi, radio), juga media online dan media sosial. 

Di era pandemi covid-19, masyarakat seolah dipaksa beradaptasi dengan sistem komunikasi yang ada. Mau tidak mau, pola komunikasi berubah mengikuti kemajuan teknologi. Hal ini juga sejalan dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah untuk meminimalisir kontak langsung dan menghindari kerumunan.

Kini, gaya komunikasi masyarakat pun beralih ke dunia digital. Sistem pembelajaran di sekolah diganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh via media online. Sistem perkuliahan juga kini sering menggunakan aplikasi media komunikasi berbasis digital.

Dan yang tidak ketinggalan, sektor bisnis perkantoran juga harus beralih mengadakan rapat-rapat koordinasi, sosialisasi, hingga seminar menggunakan web seminar (webinar).

Tidak hanya itu, peluang ini juga dimanfaatkan para anak muda kreatif untuk membikin event-event digital, seperti ngobrol live via media social instagram, facebook, youtube dan sebagainya.

Bahkan, wawancara artis, tokoh, ataupun influencer kini banyak dilakukan via media sosial. Membuat event kini semudah membalikan telapak tangan. Tentu saja harus didukung kualitas jaringan yang memadai, juga kemampuan melek teknologi bagi masyarakat sendiri.

Kemajuan teknologi komunikasi kini menjadi ladang pekerjaan baru bagi mereka yang siap beradaptasi di dalamnya. Kini, banyak dibuka kesempatan seminar atau kelas online dengan beragam topik yang ditawarkan dengan berbiaya dan memberikan sertifikat bagi pesertanya. Sungguh suatu solusi untuk tetap produktif saat kita harus tetap di rumah.

Beragam jenis pekerjaan yang erat kaitannya dengan media online, media sosial ataupun aplikasi kini bisa dikerjakan dari rumah. Layanan pemerintahan yang sebelumnya selalu menimbulkan antrean dan kerumunan saat ini bisa diakses melalui aplikasi. Seperti layanan kependudukan, pembayaran pajak, perizinan dan lain sebagainya, sekarang bisa dilayani via daring.

Lalu bagaimana menyikapi kemajuan teknologi komunikasi yang begitu pesat ini? Mau tidak mau kita harus beradaptasi dan memanfaatkan perangkat komunikasi semaksimal mungkin.

Bila perlu, kita juga bisa mulai melihat peluang usaha apa yang bisa kita kembangkan melalui teknologi saat ini agar tidak tergerus perkembangan zaman. Netizen yang haus informasi, bisa tetap memanfaatkan perangkat komunikasi untuk mengakses beragam informasi yang bermanfaat di internet.

Kendala Komunikasi di Tengah Pandemi Covid-19

Meskipun kini komunikasi semakin dimudahkan, namun masih ada sejumlah kendala yang dirasakan ketika berkomunikasi menggunakan teknologi.

Jaringan internet belum merata
Persoalan ini tentunya tidak dirasakan masyarakat perkotaan, apalagi kota besar yang sudah dijangkau jaringan internet dengan stabil dan merata. Namun, tidak halnya dengan masyarakat di pelosok pedesaan yang tidak semuanya bisa merasakan mudahnya komunikasi jarak jauh via online.

Bagi mereka, murid-murid sekolah yang berada di pelosok juga pastinya terkendala dengan permasalahan ini ketika harus mengikuti pembelajaran jarak jauh via online.

Jaringan tidak stabil
Tidak hanya jaringan yang belum merata, masalah selanjutnya adalah jaringan internet yang tidak stabil. Ketika sebuah instansi hendak mengadakan rapat virtual menggunakan teknologi video conference, sering kali koneksinya terputus akibat terkendala jaringan internet yang tidak stabil. Sehingga terjadi noise (gangguan) saat berjalannya rapat.

Hal yang sama juga terjadi pada murid-murid yang harus mengirimkan tugasnya via internet misalnya, jadi terlambat mengirim PR karena jaringan internet tidak stabil.

Gadget barang mewah
Perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi online bukanlah barang murah yang bisa dimiliki setiap orang. Sehingga di tengah pandemi covid-19, di mana pemerintah mewajibkan masyarakat untuk tinggal di rumah saja, tidak semua orang bisa merasakan manisnya komunikasi dengan sanak saudara, keluarga, nun jauh di sana ketika rindu melanda.

Kuota mahal
Selain perangkat komunikasi yang jadi barang mewah, untuk bisa mengakses jaringan internet pun masyarakat kembali dihadapkan dengan kendala harga kuota yang mahal. Perusahaan riset asal Inggris, Cable, merilis harga kuota internet 1 GB di Indonesia adalah USD 0,13 atau Rp. 1.800 (https://inet.detik.com/telecommunication/d-4455297/harga-paket-data-di-indonesia-termasuk-termurah-di-dunia).

Sebetulnya cukup murah, tapi pada kenyataannya harga kuota internet di Indonesia tidak semurah itu sehingga tidak semua orang mampu membelinya.

Solusi Komunikasi Di Tengah Pandemi Covid-19

Guna kelancaran komunikasi digital, menurut saya, pemerintah perlu mengambil sejumlah langkah strategis untuk mewujudkannya bagi masyarakat. Karena pandemi covid-19 ini telah merenggut segala bentuk hak komunikasi manusia secara langsung.

Bahkan, tahun ini seluruh umat muslim di dunia harus menjalankan ibadah Ramadan yang sangat-sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jutaan umat muslim di dunia terancam merayakan Hari Raya Idul Fitri terpisah dari keluarga dan sanak saudara karena harus menahan keinginan untuk mudik demi menekan  penyebaran covid-19.

Pertama, pemerintah harus mengintervensi industri jasa penyedia telekomunikasi agar memberi harga yang murah atau bahkan gratis agar masyarakat bisa merasakan manisnya komunikasi virtual dengan keluarga. Menggantikan momen-momen kebersamaan yang harus terputus akibat covid-19.

Kedua, menuntut industri penyedia jasa komunikasi internet agar memperluas jaringannya hingga pelosok negeri. Hal ini juga semata mengembalikan kebersamaan keluarga yang harus terrenggut selama pandemi covid-19.

Ketiga, membuat beragam insentif agar masyarakat yang tidak mampu membeli alat komunikasi bisa menjangkaunya agar bisa selalu berkomunikasi dengan keluarga dan sanak saudaranya yang jauh terpisah.

Dari sejumlah langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah tersebut, diharapkan komunikasi masyarakat dapat berjalan lancar. Sehingga seluruh masyarakat bisa merasakan mulusnya komunikasi virtual dengan keluarga, teman-teman sekolah, juga kolega. (Penulis: Fany Rachmawati, Pranata Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.